Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Wajah bisnis PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) tidak akan banyak berubah di tahun 2016. Pasalnya, anak usaha Grup Bakrie ini memangkas belanja modal atau capital expenditure (CAPEX) akibat penurunan harga komoditas. ENRG mematok capex sebesar US$ 150 juta untuk tahun mendatang atau menurun 25% dibandingkan capex sebesar US$ 200 juta pada tahun 2015.
"Sebagian besar capex untuk produksi gas," kata Didit A. Ratam, Direktur PT Energi Mega Persada Tbk, kepada KONTAN, Kamis (26/11). Misalnya, produksi gas akan naik 4,16% menjadi 250 juta kaki kubik gas pada tahun 2016 dibandingkan 240 juta kaki kubik gas di tahun 2015. Mayoritas produksi gas ini berasal dari Blok Bentu PSC, Blok Kangean PSC, dan Blok Off shore North West Java (ONWJ) PSC.
Rencananya, perusahaan berkode saham ENRG ini akan insentif melakukan pengembangan di Blok Bentu PSC karena perusahaan telah memperoleh izin dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk mengembangkan gas hingga 57 juta kaki kubik gas per hari dari sebelumnya 56 juta kaki kubik gas per hari. "Kapasitas akan double menjadi 120 juta kaki kubik gas per hari," tambahnya.
Sedangkan produksi minyak akan naik 1%-6% menjadi sekitar 54 ribu barel ekuivalen minyak per hari-56 ribu barel ekuivalen minyak per hari di tahun 2016, dengan rata-rata produksi minyak sebesar 53 ribu barel ekuivalen minyak per hari di tahun 2015. ENRG masih akan mengandalkan produksi minyak di Blok Kangen PSC yang produksinya mencapai 25 ribu barel ekuivalen minyak per hari, serta Blok Bentu PSC dan Blok ONWJ PSC.
Didit menambahkan, kinerja bisnis akan tumbuh stagnan pada tahun mendatang karena harga minyak belum naik menyebabkan penyusutan penjualan. Misalnya, berdasarkan data Bloomberg harga minyak sebesar US$ 41,1 per barel ekuivalen minyak per hari pada 27 November 2015 dan harga gas sebesar US$ 2,21 per kaki kubik gas per hari pada 27 November 2015.
ENRG sendiri akan menggantungkan pendapatan dari penjualan gas karena komitmen penjualan gas berdasarkan kontrak dengan harga yang sama meskipun harga gas terus merosot.
Perusahaan milik Bakrie ini memprediksi akan ada sedikit perbaikan pada pendapatan dan laba untuk kinerja tahun 2016 karena perusahaan melakukan efisien dan pembayaran utang. Sayangnya, ia enggan menyampaikan target bisnis untuk pendapatan dan laba di tahun mendatang karena sedang proses perhitungan oleh manajemen.
Adapun, Energi Mega Persada mencatat penjualan bersih sebesar US$ 465,14 juta per kuartal III-2015 atau turun 22,88% dibandingkan posisi US$ 603,06 juta per kuartal III-2014. Sedangkan, beban pokok penjualan naik 17,17% menjadi US$ 464,81 juta per kuartal III-2015 dibandingkan posisi US$ 396,99 juta per kuartal III-2014.
Kemudian, perusahaan masih mencatat kerugian periode berjalan sebesar US$ 74,01 juta per kuartal III-2015, dibandingkan laba sebesar US$ 42,68 juta per kuartal III-2014. Didit menambahkan, pihaknya akan memperbaiki kinerja ini secara perlahan-lahan dengan harapan ada perbaikan ekonomi secara global dan lokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News