kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ETWA produksi biodisel 140.000 MT


Kamis, 07 Juni 2012 / 06:40 WIB
ETWA produksi biodisel 140.000 MT
ILUSTRASI. CIMB Niaga. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Petrus Dabu | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Permintaan biodiesel di sektor transportasi dan industri diproyeksikan meningkat tahun ini. Sebab, mulai 1 Mei lalu, pemerintah telah mewajibkan perusahaan pemegang izin usaha niaga BBM mencampurkan minimal 2% biodiesel ke dalam solar yang mereka jual. Kewajiban yang sama juga bakal diterapakan kepada perusahaan tambang mulai 1 Juli nanti.

Salah satu perusahaan yang bakal ketibaan rezeki dari kebijakan ini adalah PT Eterindo Wahanatama Tbk. Emiten dengan kode saham ETWA ini adalah salah satu produsen biodisel di Indonesia. Melalui anak perusahaannya, PT Anugerahinti Gemanusa (AG), Eterindo memproduksi biodisel di Gresik dengan kapasitas produksi mencapai 80.000 metrik ton (MT) per tahun.

Presiden Direktur Eterindo, Immanuel Sutarto mengatakan, mayoritas biodiesel yang diproduksi Eterindo dijual ke PT Pertamina (Persero). Realisasi penjualan biodiesel ke Pertamina pada tahun 2011 lalu sebanyak 38.787 kilo liter (KL) atau 45.768 metrik ton (MT). Sedangkan tahun ini, penjualan diproyeksikan mencapai 80.000 KL atau 94.400 MT sesuai dengan kenaikan permintaan biodiesel di sektor transportasi dan industri.

Pertamina sebagai pengguna biodiesel juga sudah meningkatkan kandungan biodiesel ke dalam solar yang mereka jual dari sebesar 5% menjadi 7,5% sejak Februari 2012 lalu. Penambahan kandungan biodiesel juga menjadi faktor pendorong peningkatan penjualan biodiesel produksi Eterindo.

Sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan, Immanuel bilang, Eterindo tahun ini berencana meningkatkan kapasitas produksi biodiesel sampai 140.000 (MT). "Saat ini Eterindo sedang menyiapkan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat dengan total luas yang bisa ditanami kurang lebih 24.000 hektare dari 40.000 hektare lahan yang tersedia," ujarnya, kepada KONTAN, Rabu (6/6).

Perseroran katanya menargetkan pada 2014 nanti sudah memiliki pabrik minyak kelapa sawit sendiri untuk mendukung kebutuhan pasokan bahan baku biodiesel.

Immanuel yang juga aktif di Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi) mengatakan, saat ini terdapat 23 produsen biodiesel di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 11 beroperasi dengan total kapasitas produksi 3,6 juta MT per tahun. Lima dari 11 produsen ini merupakan pemasok biodiesel untuk Pertamina.

Catatan Aprobi, total pemakaian biodiesel di sektor transportasi pada 2011 mencapai sekitar 300.000 MT. "Pemakaian biodiesel domestik pada 2012 diharapkan 470.000 MT," ujar Immanuel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×