Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bagi Anda penggemar menu masakan cepat saji Kentucky Fried Chicken (KFC), bersiaplah merogoh kantong lebih dalam lagi. PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), pemegang waralaba KFC di Indonesia bersiap kembali mengerek harga jual produk KFC di tahun ini.
Fast Food terpaksa mendongkrak harga jual produknya menyusul tingginya beban operasional yang harus ditanggung perusahaan ini. Sepanjang 2013 kemarin, Fast Food sudah dua kali menaikan harga jual.
Total jenderal, kenaikan harga tersebut sudah mencapai 7%. "Untuk tahun ini, kenaikannya tidak akan setinggi tahun lalu, paling banter hanya 3%-5%," ujar Justinus D. Juwono, Direktur Fast Food ketika dihubungi KONTAN, Kamis (17/4).
Justinus memberi alasan, meski masih ada kenaikan upah minimum provinsi (UMP) di sejumlah daerah, angkanya tidak terlalu tajam jika dibandingkan dengan tahun lalu. Maklum, upah tenaga kerja merupakan salah satu komponen terbesar dalam beban Fast Food, selain tarif listrik dan sewa gerai.
Sayangnya, Justinus masih belum bisa memastikan kapan kenaikan harga produk KFC ini akan segera diberlakukan di semua gerai KFC. "Kami masih mencari momentum yang tepat," kilahnya. Baru buka empat gerai Yang jelas, saat ini, Fast Food sedang menikmati lonjakan penjualan berkat adanya hajatan pemilihan umum (pemilu).
Justinus menghitung, sebelum dan selama pemilu legislatif April 2014, penjualan KFC terangkat 10% dibanding bulan biasa. Pasalnya, selama masa kampanye pemilu legislatif, banyak pesanan makanan cepat saji untuk keperluan pesta demokrasi tersebut. Justinus pun memprediksi, saat memasuki kampanye pemilu Presiden yang bakal berlangsung Juli 2014 nanti, penjualan KFC bisa terdongkrak lebih tinggi lagi. Namun, ia tidak merinci target penjualan tersebut.
Meski penjualannya melaju kencang, namun Fast Food Indonesia rupanya baru merealisasikan pembukaan empat gerai anyar selama kuartal I-2014. Dua di antaranya berlokasi di Surabaya dan Palembang. Padahal, perusahaan ini menargetkan adanya tambahan jumlah gerai baru bakal sama banyak dengan 2013 lalu, atau sebanyak 25 gerai sampai 30 gerai.
"Pembukaan gerai baru akan lebih banyak terjadi pada pertengahan tahun ini hingga akhir tahun ini. Saat ini, kami masih fokus mencari lokasi yang sesuai dan tepat," terang Justinus.
Catatan saja, sampai akhir 2013 kemarin, Fast Food Indonesia sudah menjalankan sebanyak 466 gerai. Melalui ekspansi penambahan jumlah gerai dan kenaikan harga jual, Fast Food percaya diri bisa memperbaiki kinerja bisnis sepanjang 2014 ini. Perusahaan ini pun optimistis penjualannya bisa meningkat antara 11% sampai 12% di atas realisasi pencapaian pada 2013 yang nilainya sebesar Rp 3,96 triliun.
Sayang, Justinus masih enggan menyebut proyeksi laba bersih sampai akhir tahun ini. Sekedar catatan, pada 2013, adanya lonjakan beban usaha membuat laba bersih Fast Food Indonesia terkoreksi 24% menjadi Rp 156,29 miliar. Padahal, perusahaan ini masih mampu menumbuhkan penjualannya hingga mencapai 11% menjadi Rp 3,96 triliun sampai akhir tahun lalu.
Nah, supaya target bisnis yang dicanangkan bisa terealisasi dengan baik, Fast Food sudah menyiapkan belanja modal pada tahun ini sebesar Rp 300 miliar sampai Rp 350 miliar. Selain untuk membuka gerai baru, belanja modal ini juga akan dimanfaatkan untuk merenovasi gerai lawas, yaitu sebanyak 50 gerai sampai 60 gerai saban tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News