Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Amailia Putri
jakarta. PT Freeport Indonesia akan merealisasikan melepas sekitar 15% saham. Hal ini dilakukan sejalan dengan aturan divestasi yang wajib dilakukan perusahaan asal Amerika Serikat (AS) ini.
Direktur Utama Freeport Indonesia, Rozik B Soetjipto mengatakan, pelepasan saham akan dilakukan terhadap investor dalam negeri. "Kami tawarkan kepada pemerintah sekitar 10%," ujarnya, Jumat (26/7).
Saat ini, pemerintah Indonesia telah mengempit sekitar 9,36% saham Freeport. Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, belum diputuskan siapa yang akan membeli jatah saham yang ditawarkan Freeport kepada pemerintah.
Namun, menurut Rozik, opsinya bisa saja pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan BUMN yang akan mengambilalih. Yang jelas, jumlah saham yang ditawarkan kembali ke pemerintah itu sama dengan jumlah saham yang dulu pernah dilepas ke PT Indocooper Investama pada 1991. Namun saham tersebut kembali lagi ke tangan Freeport pada 2002.
Adapun, 5% saham lainnya akan dilepas ke publik melalui penawaran perdana saham alias IPO. "Akan dijual di stock exchange (pasar modal), kontrak karyanya menyatakan itu," tutur Hidayat. Sementara terkait rencana pembangunan smelter tembaga, Hidayat bilang, Freeport tengah melakukan pembicaraan dengan tiga calon mitra.
Mereka adalah PT Nusantara Smelting, PT Indosmelting, dan PT Indovasi Mineral Indonesia. Targetnya, bulan depan, penandatangan kesepakatan kerjasama sudah dilakukan. Baik kesepakatan dengan seluruh pihak atau dengan salah satu perusahaan saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News