Reporter: Merlinda Riska | Editor: Amailia Putri
JAKARTA. PT Smartfren Telecom akan melakukan ekspansi berupa penambahan base transceiver station (BTS).Perusahaan yang memiliki kode saham FREN ini akan menganggarkan dana sebesar US$ 400 juta atau sekitar Rp 3,84 triliun (1 dollar AS=Rp 9.600).
Djoko Tata Ibrahim, Deputy CEO Commercial FREN mengatakan, tahun ini, pihaknya berencana menambah 2.000 BTS. Sehingga, di akhir tahun 2013, jumlah BTS Smartfren akan menjadi 6.500 menara. Di kuartal I-2013 ini, Djoko menargetkan akan ada 500 BTS tambahan.
Penambahan BTS ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas jaringan operator milik Grup Sinarmas ini.Djoko bilang, BTS baru ini sudah kompatibel dengan teknologi third-generation atau yang lazim disebut 3G. "Selain itu, kami juga siap untuk (menyediakan) jaringan LTE (long term evolution) atau 4G," ujar Djoko, Rabu (13/3).
Pasalnya, lanjut Djoko, saat ini tren industri telekomunikasi, baik GSM maupun CDMA, sudah menggunakan kedua teknologi tersebut.
Smartfren telah membidik sejumlah lokasi yang akan menjadi pembangunan BTS. Adapun kota-kota tersebut antara lain Bengkulu, Samarinda, Kendari, dan Balikpapan. Selain itu, Smartfren juga akan memperkuat sinyal 3G di wilayah Sumatra, sehingga kecepatan jaringan Smartfren di wilayah itu mencapai 9,3 megabyte per second (Mbps).
Dongkrak pelanggan
Penambahan BTS merupakan strategi Smartfren untuk merangkul lebih banyak pelanggan. Namun, Smartfren juga memiliki strategi lain, yakni dengan memaketkan (bundling) tablet Andromax yang menggunakan kartu Smartfren dengan headset yang diproduksi sendiri.
Dengan program bundling ini, manajemen berharap bisa menambah jumlah pelanggan baru sebanyak lima juta pelanggan. Separuh dari target itu diperoleh dari program bundling ini. Sepanjang 2012 lalu, jumlah pelanggan Smartfren tercatat sebanyak 11 juta pelanggan.
Setelah meluncurkan ponsel Andromax-i dan Andromax-u, Mei 2013 mendatang, Smartfren akan kembali meluncurkan tablet Andromax baru untuk memaksimalkan penambahan jumlah pelanggan. Djoko optimistis, produk ini bisa laris di pasar dan bisa merangkul pelanggan baru, bundling ini diharapkan bisa mendongkrak pendapatan dari layanan data.
Tahun ini, Smartfren menargetkan layanan data akan menyumbang 65% dari total pendapatan. Adapun, target pendapatan perusahaan itu tahun ini sebesar Rp 3 triliun. Angka ini tumbuh sekitar 80% dari realisasi pendapatan tahun 2012 lalu yang nilainya sebesar Rp 1,7 triliun.
Tahun ini, Smartfren menargetkan jumlah pelanggan data bisa bertambah menjadi 50% dari total pelanggan tahun ini atau menjadi delapan juta pelanggan. Tahun lalu, jumlah pelanggan data Smartfren sekitar tiga juta sampai empat juta pelanggan.
Sebagai catatan, average revenue per user (ARPU) pelanggan data Smartfren sekitar Rp 45.000 hingga Rp 50.000. Sementara, pelanggan biasa memiliki tingkat ARPU Rp 25.000 hingga Rp 28.000.
Smartfren memang harus bekerja keras untuk mendongkrak kinerjanya. Hingga September 2012, Smartfren masih mencatatkan kerugian bersih senilai Rp 1,01 triliun. Kerugian ini disebabkan beban usaha perusahaan yang tinggi.
Pada sembilan bulan pertama 2012, beban usaha FREN tercatat sebesar Rp 2,29 triliun. Sementara, pendapatannya hanya sebesar Rp 1,1 triliun. Hal itu ditambah beban lain-lain yang nilainya mencapai Rp 1,31 triliun. Tak pelak, perusahaan ini merugi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News