Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Meski sempat molor dari jadwal semula, perusahaan tambang emas G Resources Group Limited memastikan tambang Martabe, Sumatra Utara bisa berproduksi pada kuartal pertama tahun ini. Awalnya, perusahaan asal Hong Kong ini memproyeksikan, tambang Martabe sudah menghasilkan emas pada akhir 2011 lalu.
Chief Executive Officer (CEO) G-Resources Group Ltd, Peter Albert menjelaskan, produksi tambang Martabe tak sesuai rencana karena tingginya curah hujan. Naiknya curah hujan membuat volume material ikut naik dan mempersulit kondisi lahan untuk ditambang. "Namun kami optimistis, tahun ini sudah bisa berproduksi," yakin Albert kepada KONTAN akhir pekan lalu.
Peter menambahkan, di puncak produksi, tambang Martabe akan menghasilkan 250.000 ounce emas dan 3 juta ounce perak setiap tahunnya. Nah, produksi puncak kemungkinan baru akan tercapai pada tahun depan.
G Resources mengaku senang bisa mengelola tambang Martabe. Maklum, biaya produksi emas di Martebe sangat rendah, yakni hanya US$ 280 per ons emas. Dengan demikian, Martabe akan menjadi acuan bagi G-Resources untuk menjalankan bisnisnya di Indonesia dan di wilayah Asia lainnya.
Saat ini, pekerjaan teknik dan desain serta infrastruktur di Martabe sudah mencapai 70% lebih. Konstruksi fasilitas penyimpanan limbah atawa tailing storage facility (TSF) juga sudah hampir rampung dibuat. Alhasil target beroperasi di 2012 bukan hal yang mustahil tercapai.
Eksploitasi enam titik
Selama ini, G Resources beroperasi melalui unit usahanya yang bernama PT Agincourt Resources Indonesia. Sementara untuk pekerjaan konstruksi tambang Martabe mempercayakan kepada Leighton Asia melalui unit usaha bernama PT Leighton Contractors Indonesia.
Mining Manager Proyek Martabe, Agus Supriyanto menambahkan, untuk mencapai produksi puncak sebesar 250.000 ons emas dan 3 juta ons perak, G-Resources akan mengeksploitasi enam titik tambang. Adapun ke enam titik yang akan dieksploitasi itu adalah Purnama Timur, Barani, Ramba Joring, Uluala Hulu, Tor Uluala, dan Horas.
Lebih lanjut Peter menjelaskan, G Resources juga telah mengantongi izin dari Kementerian Kehutanan dalam melakukan kegiatan eksplorasi tambang yang berada di wilayah hutan.
Rencananya, kegiatan produksi di Martabe akan terus berlanjut pada masing-masing titik sumber emas dan perak di luas lahan yang mencapai 163.900 hektare (ha).
“Jadi, Maret nanti proyek produksi akan dipusatkan di titik Purnama Timur dan sisanya akan dilakukan eksploitasi secara bertahap pada lima titik yang sudah kami tentukan,” ucapnya.
Agus Supriyanto menjelaskan, produk akhir tambang Martabe berupa emas dan perak batangan. Nah, untuk membentuk emas atau perak batangan itu, G Resources akan berkerjasama dengan PT Aneka Tambang.
Seperti diketahui Aneka Tambang memiliki unit usaha Logam Mulia, yang khusus mengolah hasil tambang berupa emas dan perak. Logam Mulia juga telah memiliki pengakuan dari London Bullion Market Association (LBMA) dan termasuk di dalam Good Delivery List of Acceptable Refiners of Gold Bars sejak 1 Januari 1999.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News