Reporter: Arif Wicaksono |
JAKARTA. Persaingan pasar telepon selular (ponsel) semakin ketat. Tak pelak, hal ini mengharuskan vendor terus mencari cara untuk mampu memenangkan pasar. Salah satunya yang dilakukan dengan menggaet developer konten lokal untuk menyiapkan aplikasi. Ini pula yang dilakukan PT Nokia Indonesia.
Narendra Wicaksono, Developer Manager Nokia Indonesia mengatakan, selain meluncurkan produk baru, Nokia juga berkomitmen meningkatkan konten lokal agar bisa bersaing berebut pasar. "Potensi developer lokal cukup besar dengan kualitas yang bersaing dengan konten asing," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (26/7).
Ini terbukti dengan rata-rata pengunduhan konten lokal lewat Nokia Application Store mencapai 2,5 juta unduhan dalam satu minggu.
Maretha Dewi, Service Marketing Manager Nokia Indonesia mengatakan, harga pengunduhan konten lokal Rp 4.000 hingga Rp 20.000, tergantung konten. Taruh kata, harga tiap pengunduhan Rp 5.000, maka saban minggu, dana yang berhasil dikumpulkan dalam bisnis ini bisa mencapai Rp 125 miliar.
Sayangnya, tidak terungkap bagian Nokia dalam bisnis ini. Yang jelas, dalam kerjasama ini, Nokia menggandeng tiga operator PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT XL Axiata Tbk, serta PT Indosat Tbk. Dari setiap konten yang diunduh, developer mendapatkan 70% dari harga konten.
Maretha yakin, tahun ini, Nokia Indonesia mampu menjaring lebih banyak developer konten lokal. "Target kami bisa menggaet sebanyak-banyak developer konten lokal tahun ini," ujarnya. Saat ini, dari 8.000 konten di Nokia Store, 3.000 konten merupakan bikinan developer lokal. Dari jumlah itu pula, aplikasi yang banyak diunduh adalah aplikasi permainan seperti balapan serta bola.
Demi menambah gairah pasar konten lokal, Nokia Indonesia juga berencana membuat kompetisi bagi developer lokal. Caranya adalah dengan memilih beberapa developer yang memiliki konten yang berkualitas. Bagi developer yang memenangkan kompetisi ini, otomatis kontennya akan dimasukan dalam Nokia Application Store.
Sebelumnya, Martin Chirrotarab President Director Nokia Indonesia menuturkan, untuk mempertahankan posisi di pasar ponsel, selain akan terus meluncurkan produk baru. Antara lain yang sudah meluncur di pasar adalah Nokia 500, 700, N9, dan Asha 302. Selain itu, Nokia juga akan menggunakan strategi yang sama seperti yang dilakukan di pasar ponsel global.
Misalnya dalam penggunaan teknologi Windows Phone Core Platform di setiap produknya. Platform ini merupakan hasil kerjasama dengan Microsoft Corporation. Selain itu, Nokia juga akan mengandalkan aplikasi sosial media.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, Nokia juga akan memanfaatkan 80 outlet resminya yang tersebar di wilayah Indonesia. Total Nokia memiliki 38.000 outlet purna jual yang terdiri dari outlet Nokia Store, distributor resmi seperti Global Teleshop, dan general store yang berada di pusat penjualan elektronik seperti Mall Mangga Dua.
Di pentas global, saat ini, Nokia memang sedang menghadapi masalah. Kuartal I-2012, perusahaan ini merugi € 929 juta atau setara US$ 1,2 miliar. Adapun penjualan bersih handset turun 40% menjadi € 4,2 miliar.Namun, menurut data International Data Corporation (IDC), Nokia masih menjadi pemimpin pasar pada tahun 2011.Produk andalannya adalah seri 300 Asha.
IDC juga memprediksi, pengapalan ponsel tahun 2012 ini akan tumbuh 9% sampai 10%. Angka ini setara dengan 48,4 juta unit, naik dari 44 juta unit di 2011. Tahun ini tampaknya juga menjadi pembuktian apakah dominasi Nokia masih akan tetap bertahan di tengah gempuran produk lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News