kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Gandeng Mahindra dan Shandong, Intraco Penta Biakkan Pasar


Kamis, 28 Mei 2009 / 06:26 WIB


Sumber: KONTAN |

JAKARTA. Alat berat yang didistribusikan PT Intraco Penta Tbk (INTA) kini bertambah. Kemarin (27/5), perusahaan penyedia alat berat itu mengumumkan kerjasamanya dengan produsen alat berat dari India Mahindra & Mahindra (MM), dan dengan Shandong Lingong Construction Machinery Co (SDLG), produsen alat berat asal China.

Intraco bekerja sama dengan Mahindra untuk penjualan traktor pertanian. Sementara kerjasama dengan Shandong untuk alat pemuat alias wheel loader.

“Selama ini kami lebih banyak bermain di segmen mining, dengan komposisi hampir 80%," kata Direktur Pemasaran Intraco Jimmy Halim. Namun, imbuh Jimmy, kini Intraco melihat potensi baru di sektor agribisnis, terutama CPO. Maklum Indonesia memiliki potensi bisnis CPO terbesar di dunia.

Nilai total kerja sama antara Intraco dengan kedua perusahaan itu mencapai US$ 9 juta. Harga alat beratnya Rp 100 juta-Rp 400 juta per unit. Untuk tahun ini, kata Jimmy, Intraco menargetkan menjual 170 unit alat buatan kedua mitra barunya itu. Rinciannya, 100 unit buatan Mahindra, dan sisanya buatan Shandong.

Kebutuhan alat berat di sektor pertanian mencapai 2.000 unit pertahun. “Kami optimistis, dalam tiga tahun kedepan penguasaan pasar kami mencapai 30%,” kata Jimmy.

Berkiprah di bisnis alat berat sejak 1970, Intraco lebih banyak menjual produk di sektor pertambangan. Perusahaan ini terkenal sebagai distributor alat berat merek Volvo, Bobcat, Ingersoll-Rand, yang populer di bidang konstruksi, dan aneka jenis Terex crane.

Selain soal memasarkan merek anyar, kemarin Intraco juga mengumumkan keberhasilannya meraih kontrak perawatan alat berat senilai US$ 30 juta dari PT Kaltim Prima Coal dan PT Thailindo pada tahun ini. Kontrak tersebut meliputi jasa perbaikan, servis, dan pengadaan suku cadang.

Meski pasar alat besar sedang lesu akibat krisis global, sepanjang kuartal I 2009 lalu bisnis Intraco tetap tumbuh. Pendapatan Intraco pada kuartal I 2009 mencapai Rp 330 miliar, melejit 58% dibandingkan dengan pendapatannya pada kuartal I 2008.

Beberapa waktu lalu, Aris Setyawan, Investor Relations PT United Tractors Tbk --distributor alat berat merek Komatsu-- menjelaskan, pasar alat nasional pada Maret 2009 turun 50% menjadi 1.200 unit.

Ia memperkirakan permintaan akan turun 48% dari 9.700 unit pada 2008 menjadi 5.044 unit di sepanjang 2009 ini. Penyebabnya, masih lesunya sektor perkebunan. “Kontribusi penjualan tahun ini di sumbang oleh sektor pertambangan,” kata Ari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×