Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia (Gapki) memperkirakan harga minyak sawit mentah (CPO) akan berkisar US$ 850 hingga US$ 900 per ton di tahun ini lantaran beberapa hal.
Wakil Ketua Umum III Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia (Gapki) Togar Sitanggang berpendapat, kondisi pergerakan harga CPO di 2021 akan lebih dinamis dibandingkan 2020. Menurutnya, akan ada perbedaan dalam permintaan minyak sawit di tahun ini.
"Tahun 2020 itu kita melihat selalu melihat penurunan permintaan, 2021 kita agak lebih optimis mungkin di second half nanti permintaan akan kembali. Mudah-mudahan kita semua berdoa vaksin juga akan berhasil," ujar Togar dalam konferensi pers, Kamis (4/2).
Baca Juga: Begini tanggapan Aprobi soal penundaan program B40
Menurut Togar, bila vaksinasi Covid-19 berhasil dijalankan dan pertumbuhan ekonomi dunia sesuai dengan proyeksi berbagai lembaga seperti IMF dan Bank Dunia, maka permintaan dunia atas minyak sawit akan kembali tinggi. Ditambah, adanya permintaan dalam negeri yang juga meningkat.
"Artinya, kita akan berjualan lebih banyak, ditambah dengan pemakaian dalam negeri khususnya B30, akan terjadi pengurangan stock level untuk Indonesia di akhir tahun 2021," terangnya.
Meski begitu, Togar pun mengatakan ada hal lain yang mempengaruhi harga minyak sawit tahun ini. Menurutnya, adanya peningkatan kedelai dari China untuk pakan sawit, akan berimbas pada peningkatan produksi minyak kedelai dan berdampak pula pada permintaan minyak sawit.
"Jadi ini kombinasi dari 2 hal, sehingga saya melihatnya di keseluruhan tahun 2021 secara rata-rata saya masih berkisar US$ 850 ke US$ 900," kata Togar.
Selanjutnya: Sejumlah emiten CPO akui tidak kena dampak negatif penundaan B40
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News