Reporter: Abdul Basith | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan harga karet sepertinya tidak hanya ditentukan oleh faktor fundamental penawaran dan permintaan. Permainan harga pada bursa komoditas pun ikut mempengaruhi harga karet.
"Saat ini, tidak hanya faktor fundamental seperti suplai dan demand saja yang mempengaruhi harga karet dunia, tetapi bursa futures di Shanghai pun ikut mempengaruhi," kata Direktur PT Kirana Megatara Daniel Tirta Kristiadi kepada Kontan.co.id, Rabu (14/2).
Menurutnya, hal ini dapat terlihat dari harga karet di bursa Tokyo dan Singapura yang cenderung dipengaruhi pergerakan harga karet pada bursa Shanghai.
Faktor lainnya adalah stok karet di China yang sedang tinggi. Tingginya stok membuat pelaku industri pemakai karet alam tidak antusias untuk membeli karet, baik fisik maupun non fisik ke bursa komoditi. "Selain itu, industri China juga mengurangi pembelian menjelang Imlek," jelasnya.
Namun, Daniel meyakini, setelah Tahun Baru Imlek, industri mulai kembali menyerap stok. Jika hal itu terjadi, diharapkan harga karet akan ikut naik.
Meski begitu, dia masih ragu harga karet akan kembali pada harga awal 2017. "Untuk kembali ke posisi harga awal 2017, menurut kami agak sulit," jelas Daniel.
Menurutnya, harga karet pada awal 2017 dipengaruhi oleh penerapan pembatasan ekspor atau Agreed Export Tonnage Scheme (AETS). Namun, penerapan AETS kala itu berbeda dengan saat ini.
"Implementasi AETS saat ini pada saat harga berkisar di US$ 1,45 per kilogram (kg). Sementara AETS sebelumnya pada tahun 2016 harga karet berkisar US$ 1,1 per kg hingga US$ 1,2 per kg," paparnya.
Kenaikan harga juga perlu didorong oleh pertumbuhan ekonomi negara konusmen karet. Meski sulit diprediksi, Daniel melihat harga karet akan naik tipis pada tahun ini.
"Kenaikan yang kami prediksi mungkin akan berkisar pada level US$ 1,6 per kg sampai US$ 1,7 per kg saja pada tahun ini," terang Direktur yang juga menjadi Vice Chairman for Finance pada Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News