kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gapmmi berharap rupiah terus menguat di tahun depan


Senin, 03 Desember 2018 / 19:10 WIB
Gapmmi berharap rupiah terus menguat di tahun depan
ILUSTRASI. Makanan dan Minuman di SmescoMart, Tangerang


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) berharap pada tahun depan kurs nilai tukar rupiah terhadap dolar amerika serikat tidak fluktuatif seperti beberapa waktu belakangan. Hal ini karena, mayoritas industri makanan dan minuman masih bergantung dengan bahan baku impor yang menggunakan kurs dolar.

Adhi S Lukman, Ketua GAPMMI menyampaikan bahwa saat ini ditengah gejolak nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS, banyak produsen makanan dan minuman yang menahan harga jual. Alhasil, kendati penjualan mengalami peningkatan namun karena margin keuntungan ditekan maka efeknya terhadap bottomline tidak sebesar yang diharapkan. “Perusahaan besar tidak akan menaikkan harga, lebih memilik untuk menurunkan margin. Bottomline kami tahun ini bakal turun karena kejar omset.,” ujarnya, Senin (3/12).

Dengan ketergantungan terhadap bahan baku impor, menurutnya sulit untuk menjaga harga jual ditengah fluktuasi nilai tukar. Apalagi perusahaan di sektor makanan minuman masih harus menghadapi peningkatan upah, biaya operasional dan lainnya sehingga perlu adanya penyesuaian harga. “Tahun depan mungkin 3% hingga 5% akan naik di level itu. Kalau memang nanti Rupiah stabil dii Rp 14.300 mudah-mudahan kenaikan (harga) tidak besar,” lanjutnya.

Sebelumnya rupiah sempat menembus level Rp 15.300 per dolar AS membuat perusahaan di sektornya mengalami kesulitan. Namun saat ini bergerak di level Rp 14.200 per dolar AS sehingga sulit untuk menentukan basis asumsi harga pembelian bahan baku, oleh karenanya dirinya berharap rupiah bisa stabil. “Yang paling penting bagi kami itu bisa stabil, jangan naik dan jangan turun lagi karena itu mempengaruhi ekspor dan impor,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×