kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45863,29   1,62   0.19%
  • EMAS1.361.000 -0,51%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Garap 4G, Smartfren rogoh US$ 500 juta


Selasa, 24 Februari 2015 / 11:30 WIB
Garap 4G, Smartfren rogoh US$ 500 juta


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) siap menerapkan teknologi long term evolution (4G LTE) tahun ini. Operator telekomunikasi ini akan menambah  4.000 stasiun pemancar atau base transciever station (BTS) untuk mendukung teknologi anyar ini.

Deputy Chief Executive Officer Smartfren Telecom Djoko Tata Ibrahim bilang, untuk menggelar teknologi 4G LTE, FREN harus menambah BTS jadi 10.000 BTS dari 6.000 BTS yang sudah ada.

Untuk memasang pemancar ini, anak usaha Grup Sinar Mas ini menggandeng Nokia dan ZTE sebagai vendor yang membangun jaringan 4G LTE. "Kami sudah tanda tangan kontrak dengan Nokia dan ZTE. Investasi US$ 400 juta - US$ 500 juta untuk membangun jaringan ini hingga 2016," katanya, Senin (23/2).

Sayang,  Djoko masih belum bisa memastikan waktu resmi Smartfren menjajakan layanan 4G. Ia berharap layanan ini bisa terealisasi paling cepat semester kedua nanti, "Untuk sepuluh kota besar di pulau Jawa dulu," katanya.

Nantinya, Nokia akan mengerjakan jaringan untuk Indonesia Barat, terdiri dari Jabodetabek dan Sumatera. Sementara, ZTE mengerjakan Indonesia Timur yang terdiri Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, dan Sulawesi.

Ia berharap, teknologi 4G LTE ini bisa meningkatkan pendapatan rata-rata per pelanggan atau average revenue per user (ARPU)  dari pelanggan data dari Rp 45.000 per bulan tahun lalu menjadi Rp 65.000 per bulan tahun ini.

Adapun layanan 4G Smartfren berbasis time division duplex-long term evolution (TDD LTE) di 2,3 giga heartz (GHz) dan frequency division duplexing long term evolution (FDD-LTE) di 800 mega heartz (MHz).

Di frekuensi 2,3 GHz,  FREN memiliki pita frekuensi selebar 30 Mhz. Sementara di frekuensi 800 MHz setelah bersinergi dengan Bakrie Telecom menjadi 10 MHz. "Pengerjaan TDD dan FDD LTE dilakukan berbarengan," ucap Djoko.

Aksi korporasi ini tidak terlepas dari hasil pendapatan Smartfren tahun lalu yang mencapai Rp 3 triliun. Layanan data menyumbang 70%-80% dari konsolidasi pendapatan atau Rp 2,1 triliun - Rp 2,4 triliun.

Sampai akhir tahun lalu, pelanggan data Smartfren berjumlah 7,2 juta pelanggan. Setara 60% dari total pelanggan yang ada 12 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×