kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.937.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.415   62,00   0,38%
  • IDX 7.008   -99,97   -1,41%
  • KOMPAS100 1.018   -17,87   -1,73%
  • LQ45 779   -13,38   -1,69%
  • ISSI 229   -2,61   -1,13%
  • IDX30 404   -7,83   -1,90%
  • IDXHIDIV20 474   -9,06   -1,88%
  • IDX80 114   -1,95   -1,68%
  • IDXV30 117   -2,06   -1,74%
  • IDXQ30 130   -2,24   -1,69%

Giliran industri minta harga solar dipangkas


Senin, 28 Desember 2015 / 11:15 WIB
Giliran industri minta harga solar dipangkas


Reporter: Asep Munazat Zatnika, Azis Husaini | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Setelah harga bahan bakar minyak (BBM) jenis solar untuk transportasi turun, solar industri dipastikan bakal menyusul. Mulai Januari 2016, solar industri dipastikan akan turun.

Muchamad Iskandar, Vice President Retail Fuel Marketing PT Pertamina memastikan harga solar industri akan turun. "Harga solar industri pasti turun. Jika tidak, solarnya tidak akan laku," tandasnya, Minggu (27/12).

Sayang, Iskandar enggan menyebut besarannya. Dalam penjualan solar industri, Pertamina memiliki sekitar seratus badan usaha niaga yang juga menjual produk yang sama.

Ini pula yang membuat harga solar industri Pertamina berubah setiap dua minggu. Harga jualnya pun tidak sama untuk konsumen lantaran penetapan harga solar industri ditetapkan dengan negosiasi business to business.

"Kami sangat dinamis mengimbangi para pesaing," katanya.

Riset KONTAN menunjukkan, penjualan solar industri Pertamina berbeda-beda menurut wilayah. Wilayah penjualan Sumatera, Jawa, Bali, Madura (wilayah I), lebih murah dibandingkan tiga wilayah lain di Indonesia.

Untuk periode 15-31 Desember 2015, harga keekonomian solar Industri Pertamina wilayah I adalah Rp 8.781,52 per liter. Turun dibandingkan periode 1-14 Desember 2015 yang sebesar Rp 9.059,42 per liter.

Untuk harga Januari 2016, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said bilang harga keekonomian solar turun 18% menjadi Rp 5.650 per liter, sudah termasuk subsidi Rp 1.000 per liter. Ini berarti tanpa subsidi harga keekonomian solar Rp 6.650 per liter.

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi Lukman minta harga solar industri turun lebih besar ketimbang harga di Desember yang mencapai Rp 7.900 per liter, sekitar 10% menjadi sekitar Rp 7.000-Rp 7.100 per liter.

Industri juga ogah dikenakan dana ketahanan energi Rp 300 per liter, seperti solar subsidi agar biaya energi lebih murah. Meski begitu, Adhi bilang, turunnya harga solar tak bisa menjamin harga barang turun.

"Komponen energi ini lebih kecil daripada upah dan gaji pekerja," kata Adhi.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) Roy Nicolas Mandey menambahkan, penurunan harga BBM transportasi belum ideal.

Kalkulasi Roy, idealnya harga premium dan solar turun 10% agar harga barang ikut turun. Dus, ini artinya harapan peningkatan daya beli masyarakat dari kebijakan ini masih jauh dari harapan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×