Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Meski secara kualitas masih kalah dengan alat berat buatan Amerika, Eropa atau Jepang, justru PT Gaya Makmur Tractors (GMT), salah satu distributor alat berat, sangat mengandalkan produk alat berat asal China.
Tahun lalu, dari sekitar 400 alat berat yang berhasil GMT jual, sebagian besar berasal dari alat berat China. Misalnya, alat berat XCMG untuk tipe mesin derek (crane), ekskavator dan motor grader mampu terjual 160 unit atau memakan porsi 40% dari total penjualan GMT.
Ini belum termasuk penjuaalan alat berat merek China yang lain seperti Shanui dan Foton yang menyumbang 25% dari total penjualan.
Sisanya baru berasal dari alat berat asal Jerman keluaran Wirtgen Group, seperti Wirtgen, Vogele, Hamm, dan Sennebogen. Produk ini menyumbang 25% dari total penjualan GMT.
Menurut Presiden Direktur GMT Tjandi Mulyono, banyak konsumen membeli alat berat Cina karena lebih murah ketimbang merek Jepang maupun Jerman. Alat berat China lebih murah 35%-65% dari produk Eropa namun kualitasnya 80% - 90% dari alat berat Jepang. "Bagi pelanggan ini menguntungkan," ujarnya kepada KONTAN (20/2).
Asal tahu saja, harga alat berat derek asal Jepang sekitar Rp 500 juta - 600 juta per unit. Tapi untuk produk sejenis dari China cuma berbanderol sekitar Rp 200 juta.
Namun ia mengakui, alat berat China umumnya gampang rusak dan sulit untuk mendapatkan suku cadang. Ia mengatakan, sepertinya produsen alat berat dari China lebih mengutamakan penjualan alat beratnya bukan ketersediaan sukucadangnya.
GMT sendiri terus berusaha untuk mengatasi masalah ketersediaan sukucadang ini. Untuk memperpendek waktu penyediaan, Tjandi bilang, tidak jarang pihaknya menyediakannya dengan membongkar unit yang baru. Ia bilang, lewat cara ini, pelanggan GMT tetap setia. Tercatat beberapa perusahaan sudah memakai alat berat GMT, diantaranya Wijaya Karya, Pertamina, Total, dan beberapa perusahaan minyak dan gas lain.
Tahun lalu, GMT berhasil meraup omzet Rp 300 miliar dan laba bersih sebesar Rp 75 miliar. Untuk tahun ini, GMT menargetkan bisa menjual sebanyak 500 unit alat berat dengan omzet naik 30%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News