kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hadapi kenaikan harga bahan baku global, begini strategi Asia Pacific Fibers (POLY)


Jumat, 15 Oktober 2021 / 16:55 WIB
Hadapi kenaikan harga bahan baku global, begini strategi Asia Pacific Fibers (POLY)
ILUSTRASI. Pekerja menyelesaikan proses pembuatan benang polyester di pabrik PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) di Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (15/7). KONTAN/Daniel Prabowo/15/07/2010


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten tekstil, PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) menyatakan pihaknya akan terus menjaga kontinuitas dan konsistensi kualitas polyester sebagai bahan substitusi kapas. Hal ini dilakukan sebagai siasat menghadapi kenaikan harga kapas global.

Head of Corporate Communications and Public Relations Asia Pacific Fibers, Prama Yudha Amdan menjelaskan sifat dari kapas dan polyester adalah substitusi, sehingga ketika terdapat kelangkaan pada komoditas kapas maka pasar akan mencari penggantinya.

Prama mengatakan, dalam konteks kenaikan harga kapas sebagai bahan baku impor, pihaknya lakukan substitusi polyester dan juga rayon. Sehingga pengaruhnya adalah, ketika kapas sulit didapatkan maka konsumsi akan beralih ke substitusinya

"Kami akan menjaga kontinuitas dan konsistensi kualitas karena polyester adalah serat yang dapat dimodifikasi sifatnya baik feel, touch maupun function atau fungsi," jelasnya saat dihubungi Kontan, Jumat (15/10).

Baca Juga: Cemindo Gemilang (CMNT) optimistis penjualan semen bakal cemerlang

Ia melanjutkan, saat ini menjadi momentum yang baik juga untuk para konsumen kapas untuk mendiversifikasi ke polyester dan rayon. Hal ini dibarengi pula pada fakta bahwa bahwa Indonesia memiliki produksi polyester dan rayon yang sangat banyak.

Menyambungkan pada proyeksi kinerja Perseroan, POLY mengungkapkan masih menetapkan target secara moderat dan memerlukan kerjasama dari berbagai pihak."Pada kuartal IV ini terdapat penambahan ketidakpastian baru yaitu krisis pasar komoditas. Elemen itu menambah aspek uncertainties atau ketidakpastian selama pandemi,"paparnya.

Namun demikian POLY mencatat kinerja pendapatan yang positif pada periode paruh pertama tahun 2021. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, POLY membukukan pendapatan bersih sebesar US$ 166,75 juta atau meningkat 42,30% dari sebelumnya US$ 117,17 juta pada semester I-2020. 

Dari sisi bottom line, POLY masih menanggung rugi bersih sebesar US$ 1,53 juta. Jumlah itu tercatat menurun signifikan 87,78% dari rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada semester pertama tahun lalu yang mencapai US$ 12,55 juta. 

Baca Juga: Melalui Intan Kenkomayo, Japfa Comfeed (JPFA) siap meningkatkan ekspor

Hingga saat ini, perseroan telah memiliki pelanggan di lebih dari 25 negara. Di mana pasar utama POLY merupakan pasar yang ada di Eropa, Timur Tengah, Asia Selatan, dan Amerika Selatan. 

"Dengan melihat tren saat ini, jika didukung dengan konsistensi gerakan bangga menggunakan produk dalam negeri dan mengutamakan industri domestik sebagai pemenuhan kebutuhan lokal, kita harus cukup optimis," tutupnya.

Selanjutnya: Ekspansi, Pakuwon Jati (PWON) akan akuisisi lahan dan mal di wilayah Jawa-Bali

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×