kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga batubara tinggi, ekspor Arutmin dan Adaro stabil


Selasa, 08 Mei 2018 / 20:51 WIB
Harga batubara tinggi, ekspor Arutmin dan Adaro stabil
ILUSTRASI. Tambang Batubara PT Adaro


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menetapkan harga acuan batubara (HBA) bulan Mei 2018 lebih kecil dibandingkan bulan sebelumnya. HBA bulan Mei 2018 senilai US$ 89,53 per ton atau turun US$ 5,22 per ton dibandingkan April 2018 yang sebesar US$ 94,75 per ton.

Meksi begitu, HBA bulan Mei masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata HBA 2017 yang sebesar US$ 85,92 per ton.

Pemerintah menyebut penurunan HBA dipengaruhi oleh kenaikan produksi domestik China dan penurunan produksi batubara di dalam negeri. Meski begitu, China masih menjadi salah satu tujuan utama ekspor batubara Indonesia.

Salah satu yang menyasar pasar batubara China adalah PT Arutmin Indonesia. Chief Executive Officer Arutmin, Ido Hotna Hutabarat mengatakan, China memang menjadi salah satu tujuan ekspor Arutmin.

Menurutnya, pergerakan harga batubara tidak akan mempengaruhi volume ekspor batubara Arutmin. Pergerakan harga batubara hanya berdampak pada kinerja keuangan perusahaan. "Arutmin sudah mempunyai long term customer untuk ekspor. Pengaruhnya ke pendapatan, kalau customer sudah ada kontrak jangka panjang," jelas Ido, Selasa (8/5).

Hal senada diungkapkan Febrianti Nadira, Head of Corporate Communication Adaro Energy. Ia mengatakan rata-rata kontrak batubara Adaro adalah kontrak jangka panjang. Berdasarkan data penjualan batubara Adaro per kuartal I 2018, ekspor paling besar masih ke pasar Jepang dengan porsi 15%. Sementara pasar China menempati urutan ketiga dengan porsi 12%. Porsi pasar China sama dengan Korea sebesar 12% yang menempati posisi kedua.

Makanya produksi batubara Adaro setiap tahun relatif stabil, walaupun ada tren kenaikan harga. "Produksi Adaro jangka panjang juga akan flat karena Adaro fokus untuk menjaga cadangan batubara dalam jangka panjang demi pengembangan bisnis pembangkit listrik ke depan," imbuh Febrianti kepada KONTAN, Selasa (8/5).

Secara keseluruhan, untuk tahun ini Adaro menargetkan produksi sebesar 54 juta-56 juta ton. Sementara, EBITDA ditargetkan sebesar US$ 1,1 miliar-US$ 1,3 miliar, dengan belanja modal sebesar US$ 750 juta-US$ 900 juta.

Menurut Febrianti, Adaro tidak memproyeksikan pergerakan harga batubara tahun ini, karena harga bisa terus berubah. Adaro hanya menjalankan efisiensi dan keunggulan operasional di seluruh rantai bisnis, sehingga bisa menghasilkan kinerja operasional yang solid

"Jadi kalau harga batubara bertahan bagus, tentunya akan positif dampaknya buat performa Adaro. Namun secara long term (strategi) Adaro tidak berubah," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×