Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) melalui anak usahanya yang bergerak di bidang jasa penambangan batubara yaitu PT Pamapersada Nusantara membidik pertumbuhan kinerja operasional konservatif pada tahun ini. UNTR menyebut, kinerja operasional tak terpengaruh penurunan harga batubara.
Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K Loebis mengatakan, dalam lini bisnis penambangan batubara UNTR membidik produksi batubara sebesar 125 juta hingga 127 juta ton batubara naik. Target ini naik tipis 1,6% dari realisasi produksi pada tahun lalu.
Sementara untuk target volume pengupasan lapisan tanah penutup atawa overburden removal sebesar 950 bank cubic meter (bcm) hingga 980 bcm pada tahun ini. "Tahun lalu dan tahun ini stabil, untuk realisasi overburden removal pada tahun lalu lebih dari 970 bcm," katanya pada Kontan.co.id, Selasa (19/2).
Ia mengaku hingga saat ini dari sisi kinerja operasional masih stabil dan tak terpengaruh dengan adanya tren penurunan harga batubara. "Salah satu strateginya dengan operational excellent untuk mempertahankan biaya yang efisien," ungkap Sara.
Sementara melalui anak usaha yang bergerak dalam penambangan batubara, UNTR menargetkan produksi sebanyak 9 juta ton batubara naik 28,57% dari target produksi pada tahun lalu.
Emiten berkode saham UNTR ini menambang batubara melalui anak usahanya yaitu PT Tuah Turangga Agung (TTA), operasional tambang dijalankan di bawah manajemen PT Asmin Bara Baronang (ABB), PT Telen Orbit Prima (TOP) dan PT Suprabari Mapanindo Mineral (SMM).
Sebagai informasi, TTA memproduksi batubara kalori di atas 6.000 ckal/kg. Sehingga, kata Sara, mereka tak terpengaruh dengan adanya penurunan harga batubara belakangan ini. Sedangkan dalam memenuhi kewajiban penjualan ke pasar domestik, mereka melakukan transfer kuota.
Meskipun dalam lini bisnis jasa penambangan batubara tak terpengaruh dengan adanya tren penurunan batubara, ternyata UNTR melakukan antisipasi adanya penurunan harga batubara dalam lini bisnis penjualan alat berat.
Dalam lini bisnis alat berat ini, UNTR memangkas target penjualan dari 4.800 unit pada 2018 menjadi 4.000 unit pada tahun ini. "Benar, kami antisipasi pelemahan harga batubara," ungkapnya.
Sara menyebutkan bisnis alat berat nantinya akan terpengaruh dengan penurunan harga batubara. Sebagai salah satu strategi dalam mengatasi hal ini, sambung Sara, pihaknya selalu mengenal setiap kebutuhan operasional pelanggan. "Selain itu kita juga memberikan layanan purna jual yang dapat meningkatkan produktivitas," tuturnya.
Lebih lanjut ia menambahkan, kebutuhan layanan purna jual dan kebutuhan pelanggan untuk mengoptimalkan produktivitas alat berat menjadi salah satu peluang bisnis mereka.
Sekadar informasi, pada tahun ini mereka menyiapkan belanja modal sebesar US$ 700-800 juta, sebesar 80% capex akan digunakan untuk lini bisnis kontraktor penambangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News