Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Harga beras di di CBOT(Chicago Board of Trade) ditutup melemah pada Rabu (12/12). Penurunan harga dipicu adanya proyeksi kenaikan produksi biji-bijian termasuk beras dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA).
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi merilis, informasi tersebut membuat harga beras mengalami penurunan. Harga beras penyerahan Januari turun dan ditutup pada harga US$ 15,525 per 100 pound di CBOT.
Sebelumnya, USDA menyatakan, produksi padi di China naik menjadi 143 juta ton, atau rekor baru. Sementara itu, cadangan beras di dunia diperkirakan naik 6,6% ke 169,8 juta ton, atau rekor baru di periode produksi 2012-2013.
Sementara itu, pantauadan dari Bappebti, harga beras di Indramayu di perdagangan Rabu (12/12) diperdagangkan pada harga Rp7.925 per kg. Harga beras selama 2012 sudah naik Rp 250 per kg atau naik 3,25%.
Sementara itu di Banyumas, harga beras Desember diprediksi bakal berfluktuasi. Hal ini disebabkan, hamparan sawah di Banyumas tidak memasuki musim panen, di samping itu serapan beras untuk luar daerah cukup tinggi.
Saat ini, produksi beras dari Jawa Timur mencapai 17% dari produksi nasional atau setara 12,043 juta gabah kering giling.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News