Reporter: Adisti Dini Indreswari, Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Masyarakat terus dipusingkan dengan kenaikan harga sejumlah bahan pangan. Setelah daging sapi dan ayam, kini giliran cabai merah dan bawang merah mengalami kenaikan harga di pasaran.
Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikapi) Abdullah Mansuri bilang, harga cabai merah sudah tembus di angka Rp 65.000 per kilogram (kg). Sedangkan harga bawang merah mencapai Rp 35.000 per kg di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta, Selasa (15/3).
Padahal, dua pekan lalu, harga dua komoditas itu masih Rp 25.000 per kg. Sementara harga komoditas lainnya masih stabil tinggi. Misalnya, harga beras premium Rp 14.000 per kg, daging ayam Rp 35.000 per kg, dan harga daging sapi Rp 130.000 per kg.
Abdullah menduga, kenaikan harga cabai merah kali ini akibat pasokan berkurang. "Biasanya, cabai merah yang masuk pasar induk lebih dari 100 ton per hari, tapi hari ini 87 ton," ujarnya ke KONTAN.
Pasokan bawang merah juga turun. Menurut informasi, sejumlah sentra penghasil cabai merah seperti Banyuwangi, Situbondo, dan Bondowoso berhenti produksi selama musim hujan. Maklum, tanaman cabai sangat rentan terhadap hujan. "Mereka beralih ke tanaman lain karena takut gagal panen," ujarnya.
Sudah begitu, saat Gerhana Matahari Total pada 9 Maret 2016 lalu, tidak ada pasokan sama sekali ke pasar induk. Meski hanya sehari, ketiadaan pasokan sempat menimbulkan kepanikan di pasar.
Dampak kenaikan harga cabai merah dan bawang merah juga sampai ke pedagang. Abdullah bilang, pendapatan pedagang menurun 23% sepekan terakhir karena daya beli masyarakat melemah.
Abdullah pun mendesak pemerintah segera mencari solusi. Dia bilang, seharusnya Kementerian Pertanian (Kemtan) sudah mengantisipasi, karena masalah ini selalu terjadi setiap tahun. "Kami harap pemerintah tak saling menyalahkan," ujarnya.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, mahalnya harga pangan, khususnya bawang, cabai dan daging sapi disebabkan rantai pasokan yang panjang.
Menurutnya, Kemtan tengah berupaya memotong rantai tata niaga pasokan pangan agar harga di tingkat konsumen tidak melonjak drastis seperti saat ini.
Menurut Mentan, harga bawang, cabai dan komoditas lainnya di tingkat petani tidak semahal harga di pasaran. Ia mengambil contoh, harga bawang masih di harga Rp 8.000 per kg di tingkat petani. Tapi ketika sudah sampai pasar harganya naik menjadi Rp 50.000 per kg.
"Kami sedang berupaya memotong rantai pasok ini. Salah satunya dengan memerintahkan Perum Bulog menyerap langsung dari petani," ujar Amran, Senin (15/3).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News