kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga CPO tertekan sentimen perang dagang


Rabu, 13 Februari 2019 / 22:10 WIB
Harga CPO tertekan sentimen perang dagang


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian ekonomi global imbas perang dagang telah menekan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Tak hanya ketidakpastian negosiasi dagang, ditolaknya Brexit yang masih terus bergulir pun mengkhawatirkan pasar. Sehingga harga CPO diperkirakan masih lunglai.

Mengutip Bloomberg, Rabu (13/2) pukul 17.00 WIB, harga CPO kontrak pengiriman April 2019 di Malaysia Derivative Exchange turun 0,08% ke level RM 2.252 per metrik ton. Sepekan pun harga CPO turun 2,34%.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim menganggap sentimen perang dagang adalah pemicu utama pelemahan harga CPO. Ibrahim melihat bahwa adanya isu pertemuan perwakilan perang dagang dan Presiden China itu masih dikhawatirkan oleh pelaku pasar.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Steven Mnuchin bersama dengan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, tiba di Beijing pada hari Selasa (12/2). Mereka dijadwalkan mengadakan pembicaraan pada hari Kamis dan Jumat dengan Wakil Perdana Menteri Liu He, penasihat ekonomi utama Xi.

“Kabar pertemuan terus berhembus, namun kesepakatan belum juntrung ada. Apakah tanggal 2 Maret akan dikenakan tarif impor barang China oleh AS, itu juga masih belum pasti. Jika tidak ada pengenaan tarif impor maka China akan mengimpor kedelai tiga kali besar, dan ini bisa menguatkan harga CPO. Begitupun sebaliknya,” pungkas Ibrahim kepada Kontan.co.id.

Tak hanya kondisi perang dagang yang masih bergulir, Ibrahim mencatat, pasar juga masih mengkhawatirkan kondisi Brexit.

Sebelumnya, Perdana Menteri Theresa May kerap mencari dukungan beberapa negara agar proposal keluarnya Inggris tanpa kesepakatan disetujui.

Hanya saja, Ibrahim mencatat bahwa ada indikasi pertemuan Theresa May dengan parlemen Uni Eropa masih berujung negatif. “Jadi saat ini pasar masih fokus ke permasalahan Brexit ditengah menunggu hasil perang dagang juga,” imbuh Ibrahim.

Melihat kondisi global yang masih dikhawatirkan pasar, Ibrahim memperkirakan harga CPO masih masuk tren bearish. Ibrahim memproyeksi harga CPO bergerak di rentang RM 2.235 sampai RM 2.275 per metrik ton. Sementara dalam sepekan, harga semakin turun di level RM 2.210 sampai RM 2.280 per metrik ton.

Secara teknikal, Ibrahim melihat bollinger band dan moving average 10% di bawah bollinger bawah. Stochastic dan MACD 60% positif. Sementara RSI 70% negatif. Ia pun merekomendasikan sell untuk komoditas CPO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×