kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   -19.000   -0,98%
  • USD/IDR 16.341   27,00   0,17%
  • IDX 7.544   12,60   0,17%
  • KOMPAS100 1.047   -4,04   -0,38%
  • LQ45 795   -5,29   -0,66%
  • ISSI 252   0,56   0,22%
  • IDX30 411   -3,03   -0,73%
  • IDXHIDIV20 472   -7,09   -1,48%
  • IDX80 118   -0,54   -0,46%
  • IDXV30 121   -0,69   -0,57%
  • IDXQ30 131   -1,32   -1,00%

Harga garam lokal hambar diredam produk impor


Kamis, 12 Juli 2012 / 20:17 WIB
Harga garam lokal hambar diredam produk impor
ILUSTRASI. Layanan nasabah Tugu Insurance.


Reporter: Muhammad Yazid |

BANGKALAN. Tidak ada garam, dunia terasa hambar. Namun, harga garam di kalangan petani lokal justru hambar atau seasin rasa garam tersebut. Maraknya peredaran harga garam impor di kalangan petani membuat harga garam lokal jatuh.

Di Jawa Timur dan Jawa Tengah misalnya, harga garam di tingkat petani mencapai Rp 300 hingga Rp 350 per kilo gram (kg). Padahal berdasarkan ketetapan pemerintah, harga garam di tingkat petani minimal Rp 750 per kg untuk kualitas nomor satu, dan Rp 550 per kg untuk kualitas di bawahnya.

Rokib Ismal, salah seorang petani garam asal Pati Jawa Tengah mengatakan, selama ini produktivitas petani garam lokal masih rendah dibandingkan produksi garam dari luar negeri. Hal tersebut tentunya membuat biaya produksi para petani lokal melambung tinggi. "Harga garam impor jauh lebih murah dibandingkan garam lokal, padahal kualitas yang dihasilkan sama," kata dia, Rabu (11/7).

Sejauh ini, garam lokal masih diolah secara sederhana, sehingga sulit mencapai produksi tinggi. Ia mencontohkan, dalam mengelola lahan seluas 4 ha, dirinya hanya mengandalkan musim kemarau. Menurutnya, petani sulit memperoleh modal usaha, sementara bantuan pemberdayaan petani dari pemerintah tidak merata diperoleh petani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×