kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga gas SPBG akan dinaikkan


Senin, 21 Juli 2014 / 11:00 WIB
Harga gas SPBG akan dinaikkan
ILUSTRASI. Cara Melihat Daya Tampung PTN dan Jurusan SNBP 2023, Siswa Perlu Susun Strategi.


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menaikkan harga bahan bakar gas (BBG) untuk transportasi di luar DKI Jakarta. Cara ini diharapkan mampu merangsang pengusaha swasta agar mau membangun SPBG.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Edy Hermantoro, menyatakan, pihaknya dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tengah mempertimbangkan kenaikan harga bahan bakar gas (BBG) di SPBG di luar DKI Jakarta. Kementerian ESDM berupaya memacu pembangunan SPBG agar pemakaian bahan bakar minyak berkurang.

"Ada usaha kami untuk naikkan harga, dari Rp 3.100 per liter setara premium menjadi Rp 3.700 per liter setara premium. Ini untuk luar DKI Jakarta. Kenaikan itu supaya tingkat keekonomian pembangunan SPBG masuk," kata Edy, akhir pekan lalu.

Sedangkan untuk di DKI Jakarta tidak ada kenaikan harga karena pembangunan SPBG bertumpu pada Pertamina. Namun, kenaikan harga itu masih akan dikoordinasikan dengan Menko Perekonomian, selanjutnya akan dilaporkan kembali kepada Presiden.

Maklum penetapan harga gas untuk transportasi dengan aturan Peraturan Presiden (Perpres). Menteri ESDM yang akan mengumumkan penetapan harga BBG untuk transportasi ini.

Ketua Umum Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas), Eri Purnomohadi mengapresiasi terhadap rencana pemerintah menaikkan harga gas. Namun Eri menilai harga tersebut belum mencukupi. "Kenaikan harga harusnya bisa lebih tinggi utuk di luar Jakarta," katanya kepada KONTAN, Minggu (20/7).

Selain itu, Eri berharap Kementerian ESDM tidak hanya memikirkan kenaikan harga gas, tetapi juga harus memikirkan soal pasar dan permintaannya. "Harus digarap sama-sama, jika hanya memikirkan kenaikan harga tapi demand tidak ada, tak menguntungkan," terangnya.

Asal tahu, saat ini perusahaan swasta yang mendirikan SPBG di Jakarta masih terkendala pembeli. Jadi percuma saja jika harga naik namun pembeli tidak ada. "Yang membeli BBG di Jakarta saat ini hanya armada busway," ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×