kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga Gula Diprediksi Tertekan


Rabu, 22 Januari 2014 / 07:10 WIB
Harga Gula Diprediksi Tertekan
ILUSTRASI. Di penghujung Agustus 2022, Indeks Harga Saham Gabungan dibuka ke level. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Maria Elga Ratri | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. Kabar kurang menggembirakan bagi petani. Meski produksi gula di dalam negeri tahun ini kemungkinan di bawah target, namun harganya juga akan tertekan. Pasalnya, harga gula di pasar internasional masih turun.

Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Tito Pranolo mengatakan turunnya harga gula di pasar internasional pemerintah. "Harga gula masih turun karena stok di pasar internasional cenderung naik. Nah, fenomena yang sama juga akan terjadi di domestik," ujarnya Selasa (21/1).

Pada tahun lalu, harga gula   di pasar dalam negeri cenderung turun. Menurut data Dewan Gula Indonesia (DGI), harga lelang gula kristal putih (GKP) pada bulan April 2013 masih berada di kisaran Rp 10.025 per kilogram (kg). Namun, pada Desember 2013 harga lelang GKP melorot sekitar 13,5% menjadi Rp 8.671 per kg.

Karena harga gula internasional masih melorot, Tito bilang AGI mendorong pemerintah untuk segera mengumumkan harga patokan petani (HPP) gula tahun 2014 sebelum musim giling tiba. Tujuannya agar petani terdorong untuk meningkatkan produksi gula.

Berdasarkan catatan AGI, pada tahun lalu pemerintah tidak mengubah HPP gula yang sebesar Rp 8.100 per kg. Padahal, Tenaga Ahli AGI Yadi Yusriadi menghitung biaya pokok produksi gula petani sekitar Rp 8.300 - Rp 8.800 per kg. "Perhitungan ini adalah hitungan dalam kondisi normal," katanya.\

Dengan asumsi tersebut, maka AGI memperkirakan HPP gula tahun ini setidaknya ada di kisaran Rp 9.100 per kg - Rp 9.500 per kg. Namun, AGI masih belum memastikan kisaran harga ini lantaran harus melakukan perhitungan yang lebih cermat.

Namun, Tito khawatir, jika penetapan HPP tidak secepatnya dilakukan, produksi gula tahun 2015 bakal turun tajam. Sebab lahan tanam tebu bakal berkurang lantaran petani tak berminat menanam tebu.

Dalam perkiraan AGI, tahun ini akan ada penurunan luas areal lahan tebu sekitar 23.198 hektar dari tahun 2013. "Rendahnya harga gula tahun 2013 berdampak pada penyusutan lahan tahun ini," jelas Tito.

Dalam catatan AGI, pada tahun 2013 luas areal perkebunan tebu nasional sekitar 470.198 hektar. Nah, tahun ini, areal perkebunan tebu diperkirakan bakal menyusut 4,93% menjadi 447.000 hektar. Penyusutan tersebut utamanya terjadi di pulau jawa yang menjadi daerah penghasil utama tebu.

Di sisi lain, akibat pengaruh iklim yang kurang mendukung, produktivitas tebu tahun ini juga diperkirakan turun sekitar 6,3% menjadi 70,8 ton tebu per hektar dari tahun lalu yang rata-rata 75,6 ton per hektar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×