kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.860   20,00   0,13%
  • IDX 7.315   119,55   1,66%
  • KOMPAS100 1.124   19,70   1,78%
  • LQ45 895   18,01   2,05%
  • ISSI 223   2,33   1,06%
  • IDX30 458   9,21   2,05%
  • IDXHIDIV20 552   12,11   2,24%
  • IDX80 129   1,99   1,57%
  • IDXV30 137   2,18   1,62%
  • IDXQ30 152   3,37   2,26%

Harga Kopi di Pasar Global Naik 47% Secara Tahunan, AEKI Ungkap Faktor Pendorongnya


Senin, 04 Juli 2022 / 18:10 WIB
Harga Kopi di Pasar Global Naik 47% Secara Tahunan, AEKI Ungkap Faktor Pendorongnya
ILUSTRASI. Warga menjemur kopi Arabika. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/rwa.


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) menyebut, tren kenaikan harga kopi di pasar global telah terlihat sejak tahun lalu. Hal ini karena adanya beberapa faktor pendorong kenaikan harga kopi. 

Mengutip trading economics, harga kopi berjangka kontrak kontrak Juli 2022 berada di level US$ 2,3 per pon pada Jumat (1/7). Harga soft commodity ini pun telah mengalami kenaikan 47% secara tahunan atau year on year (yoy).

“Untuk kenaikan harga ini sudah nampak sejak tahun kemarin karena Brazil sebagai penghasil kopi dunia mengalami gangguan cuaca. Bahkan hal itu sudah terlihat sejak tahun 2020 tepatnya di bulan Oktober - November mengalami kekeringan yang luar biasa,” ujar Ketua Kompartemen Kopi Spesialisasi Industri AEKI Moelyono Soesilo kepada Kontan.co.id, Senin (4/7). 

Baca Juga: PTPN dan PMO Kopi Nusantara Bangun Ekosistem Kopi

Di samping itu, faktor pendorong terjadinya tren kenaikan harga kopi juga adanya beberapa area yang mengalami serangan angin dingin sejak Juli 2021. 

“Namun demikian, kenaikan ini masih bisa di terima oleh pemakai kopi Indonesia,” ujar dia. 

Lebih lanjut, pemicu lainnya juga datang dari negara-negara yang mengalami gangguan cuaca seperti di Columbia dan di beberapa negara Central America. Moelyono menambahkan, gangguan teknis turut juga mempengaruhi kenaikan harga kopi. 

“Misalnya terjadi miss-match stock kopi dunia akibat logistik seperti container space vessel dan lain sebagainya,” tambahnya. 

Baca Juga: Sukses Membuat Racikan Kopi Khas Pangalengan hingga Mendunia

Namun demikian, hal itu nampaknya tak memberikan dampak yang signifikan kepada para eksportir kopi Indonesia. Hanya saja, saat ini para pembeli lebih membatasi pembelian. Dia pun optimis, tahun 2022 ini volume ekspor kopi Indonesia bisa setara dengan volume ekspor di tahun lalu sekitar 360 ribu ton per tahun yang meliputi kopi robusta (85%) dan arabika (15%). 

Adapun terdapat lebih dari 50 negara tujuan ekspor kopi Indonesia dengan USA, Jepang, Jerman, Italia, dan Inggris menjadi tujuan utama. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×