Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pengusaha kopi sumringah. Harga kopi jenis Robusta dan Arabika melonjak drastis. Jenis Robusta, misalnya, harga di pasar lokal dan dunia sedang melambung. Pada Desember 2008, harga Robusta di pasar lokal masih Rp 14.000 per kilogram (kg), kini harganya naik hingga 28,5% menjadi Rp 17.000 sampai Rp 18.000 per kg.
Di pasar dunia, harga Robusta naik 14,3%, yakni dari US$ 1,4 per kg pada bulan Desember 2008 menjadi US$ 1,6 dolar per kg sekarang ini.
Harga kopi Arabika juga ikut melonjak seiring kenaikan harga Robusta. "Harga kopi Arabika juga naik, biasanya harganya 30% di atas harga Robusta," ucap Sekretaris Jenderal Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Rachim Kartadibrata.
Ada dua faktor yang memicu naiknya harga kopi. Yakni, permintaan yang tinggi dan sentimen menguatnya nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah.
Rachim menyatakan, meski dunia sedang dililit krisis keuangan global, permintaan kopi relatif tetap stabil. Sebab, rasa kopi mempunyai unsur unik yang mampu mempengaruhi penikmat kopi terus menyeruput minuman ini. "Penikmat kopi itu sulit beralih, jadi tidak mungkin langsung berhenti ngopi," urai Rachim.
Sebetulnya, bukan hanya harga kopi yang naik. Harga segala macam komoditi ekspor sedang naik. Sebab, nilai tukar dolar AS sedang menguat, sehingga harga komoditas di pasar lokal otomatis naik. "Sekarang, semua komoditi ekspor seperti kopi harganya sedang membaik," kata Direktur Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian Achmad Mangga Barani menyatakan, nya.
Tentu saja, lonjakan harga kopi tersebut setidaknya bisa membangkitkan gairah petani kopi memacu produksi yang selama ini relatif stabil. "Perubahan harga lokal tentu saja membawa keuntungan bagi petani," ujar Achmad.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News