kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga Melejit, Perusahaan Batubara Berkomitmen Penuhi DMO


Senin, 07 Maret 2022 / 15:17 WIB
Harga Melejit, Perusahaan Batubara Berkomitmen Penuhi DMO
ILUSTRASI. Perusahaan pertambangan batubara PT Bumi Resources Tbk (BUMI) milik grup Bakrie.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski harga batubara global terus melonjak, sejumlah perusahaan batubara memastikan tetap berkomitmen memenuhi kewajiban Domestic Market Obligation (DMO).

Direktur PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava bilang pihaknya memprioritaskan pemenuhan batubara dalam negeri sebelum memasok untuk ekspor.

"Komitmen DMO sebesar 25% dari target tahunan. Kami biasanya memasok lebih dari angka ini," ujar Dileep kepada Kontan.co.id, Senin (7/3).

Pada tahun ini BUMI menargetkan produksi mencapai  85 juta ton hingga 90 juta ton. Dari jumlah tersebut, sekitar 65% hingga 70% diperkirakan dapat diarahkan ke pasar ekspor.

Baca Juga: Harga Meroket, Perusahaan Btubara Siap Optimalkan Produksi

Sementara itu, Direktur PT ABM Investama Tbk (ABMM) Adrian Erlangga mengungkapkan, kenaikan harga berpotensi berlangsung untuk waktu lama.

"Strategi kami konsisten untuk menjaga volume produksi sesuai rencana selain untuk melakukan efisiensi semua lini," kata Adrian kepada Kontan, Senin (7/3).

Adrian pun memastikan ABMM senantiasa memenuhi kewajiban DMO.

Di sisi lain, Head of Corporate Communication PT Indika Energy Tbk (INDY) Ricky Fernando mengungkapkan, pihaknya menargetkan dapat mencapai target produksi untuk tahun ini.

"Target produksi Kideco tahun ini sebesar 34 juta ton, sedangkan MUTU sebanyak 1,8 juta ton," kata Ricky, belum lama ini.

 

Ricky menjelaskan, saat ini curah hujan memang menjadi tantangan dalam proses produksi. Selain itu, kinerja ekspor diakui mulai membaik pasca larangan ekspor pada Januari lalu.

"Kinerja ekspor sudah membaik. Sebagian besar batubara kami di eskpor ke China, India, dan negara-negara Asia lainnya. Tahun lalu, kami mengalokasikan 34% dari hasil produksi untuk kebutuhan domestik dan selebihnya untuk keperluan ekspor," pungkas Ricky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×