Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama PT Garuda Indonesia Persero Tbk (GIAA), Irfan Setiaputra mengatakan pihaknya tidak memiliki strategi atau siasat tertentu dalam menghadapi kenaikan harga minyak yang terjadi saat ini.
Melansir Kompas.com, harga minyak mentah dunia terus mengalami penguatan pada beberapa pekan terakhir. Bahkan, Goldman Sachs memprediksi, harga minyak mentah akan terus naik hingga menyentuh level US$ 75 per barrel pada tahun ini.
Sebelumnya, Goldman Sachs memprediksikan, harga minyak mentah acuan global, Brent, akan menguat ke level US$ 70 atau setara Rp 1,08 juta (asumsi kurs Rp 14.400) per barrel pada kuartal II 2021, dan terus menguat hingga US$75 dollar atau Rp 1,08 juta per barrel pada periode Juli-September tahun ini.
"Tidak ada strategi yang khusus, kami tetap ikuti sesuai harga yang ditetapkan oleh Pertamina," ujar Irfan kepada Kontan, Jumat (26/2) lalu.
Baca Juga: Garuda Indonesia layani penerbangan khusus kargo dari Bandara Kertajati ke Batam
Irfan juga berkata, saat ini sedang menikmati restu restrukturisasi hutang bahan bakar yang telah disepakati dengan PT Pertamina Persero. Restrukturisasi ini resmi disetujui pada awal Januari lalu bersamaan dengan restrukturisasi hutang Garuda kepada AP I dan AP II.
Sebagai informasi, transaksi Garuda dengan Pertamina berkaitan dengan pembelian bahan bakar pesawat khususnya rute domestik dan beberapa rute internasional. Mengenai besaran hutang kepada Pertamina, Irfan masih enggan memberikan detailnya.
Namun demikian, berdasarkan laporan keuangan Garuda per 30 September 2020, utang usaha GIAA kepada Pertamina mencapai US$ 532,05 juta atau Rp 7,66 triliun.
Namun kabar yang diterima Kontan, hingga akhir tahun 2020 lalu, utang Garuda kepada Pertamina bisa mencapai lebih dari Rp 9 triliun.
Selanjutnya: Rekomendasi saham GIAA dan AISA untuk perdagangan hari ini, Rabu (24/2/2021)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News