kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak ICP Februari turun ke US$ 61,61 per barel


Senin, 05 Maret 2018 / 12:48 WIB
Harga minyak ICP Februari turun ke US$ 61,61 per barel
ILUSTRASI. Kilang Minyak Pertamina di Senipah


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga minyak mentah terhenti. Tim Harga Minyak Indonesia merilis, Senin (5/3) berdasarkan hasil perhitungan Formula Indonesian Crude Price (ICP), rata-rata harga minyak mentah Indonesia pada bulan Februari 2018 hanya berada di level US$ 61,61 per barel.

ICP Februari 2018 ini mengalami penurunan US$ 3,98 per barel, dibandingkan Januari yang mencapai US$ 65,59 per barel.

Sekadar informasi, dalam APBN 2018, pemerintah mematok ICP sebesar US$ 48 per barel.

Pada Februari lalu, ICP Sumatran Light Crude (SLC) juga mengalami penurunan US$ 3,52 per barel menjadi US$ 62,31 per barel, dari sebelumnya US$ 65,83 per barel.

Tim Harga Minyak Indonesia menyebut, penurunan ICP Februari ini dipacu oleh perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar Internasional.

Dated Brent misalnya, pada Februari ini turun sebesar US$ 3,99 per barel menjadi US$ 65,19 per barel dari US$ 69,18 per barel pada Januari lalu.

Ada pun Brent di pasar ICE turun sebesar US$ 3,35 per barel menjadi US$ 65,73 per barel. Minyak jenis West Texas Intermediate di pasar Nymex turun sebesar US$ 1,49 per barel menjadi US$ 62,18 per barel.

Basket OPEC (sampai tanggal 27 Februari 2018) juga turun sebesar US$ 3,40 per barel dari US$ 85 per barel menjadi US$ 63,45 per barel.

Penurunan harga minyak mentah utama di pasar Internasional terjadi karena pasokan minyak yang berlebih.

Dari Publikasi Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) bulan Februari 2018, terlihat adanya indikasi pasokan minyak global meningkat sebesar 0,35 juta barel per hari menjadi rata-rata 97,66 juta barel per hari di bulan Januari 2018.

International Energy Agency (IEA) dan Energy Information Administration (EIA) pada bulan Februari 2018 juga melaporkan rata-rata produksi minyak mentah tahunan di Amerika Serikat hingga bulan Februari 2018 mencapai level tertinggi sejak tahun 1970 yaitu sebesar 10,6 juta barel per hari.

Dua lembaga ini memperlihatkan, produksi minyak AS berpotensi mendekati produksi Rusia serta diperkirakan akan melebihi produksi Arab Saudi pada akhir tahun 2018.

EIA juga menyebut dalam laporannya pada Februari 2018, terdapat stok minyak mentah komersial Amerika Serikat bulan Februari 2018 yang mengalami peningkatan sebesar 5,1 juta barrel dibandingkan bulan Januari 2018 menjadi 423,5 juta barel.

Sementara stok distillate fuel oil Amerika Serikat bulan Februari 2018 mengalami peningkatan sebesar 0,1 juta barrel dibandingkan bulan Januari 2018 menjadi 138,0 juta barel.

Begitu juga dengan stok gasoline Amerika Serikat bulan Februari 2018 yang mengalami peningkatan sebesar 9,7 juta barel dibandingkan bulan Januari 2018 menjadi 251,8 juta barel.

Faktor selanjutnya, berdasarkan data IEA pada bulan Februari 2018, perkiraan permintaan kilang global untuk triwulan I tahun 2018 turun sebesar 0,4 juta barel per hari dibandingkan triwulan IV tahun 2017, sebagai akibat dari rencana perbaikan berkala kilang.

Faktor terakhir, penguatan nilai tukar mata uang dollar Amerika Serikat yang disebabkan ketidakstabilan pasar modal, serta spekulasi bahwa Bank Sentral Amerika Serikat akan menaikkan tingkat suku bunga.

Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh turunnya permintaan minyak mentah di Jepang akibat adanya penggunaan sumber energi alternatif sebagai pasokan energi untuk pembangkit listrik selama musim dingin dibandingkan dengan permintaan di periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Begitu juga di China yang mendorong kelanjutan program bahan bakar alternatif rendah emisi, serta peningkatan pengawasan atas pajak konsumsi terhadap kilang-kilang independen sehingga memaksa kilang untuk menurunkan konsumsi minyak mentah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×