kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga minyak Indonesia (ICP) Juni 2018 turun ke US$ 70,36 per barel


Kamis, 05 Juli 2018 / 11:02 WIB
Harga minyak Indonesia (ICP) Juni 2018 turun ke US$ 70,36 per barel
ILUSTRASI. Fasilitas pengolahan kilang minyak


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) atas dasar formula harga yang ditetapkan oleh pemerintah, pada Bulan Juni 2018 di posisi US$ 70,36 per barel. Angka ini turun US$ 2,10 dibanding posisi bulan Mei US$ 72,46 per barel.

Harga rata-rata minyak mentah utama Indonesia jenis SLC ada di level US$ 70,73 per barel. Sejalan, minyak yang menjadi salah satu benchmark ini pun tercatat turun dari bulan Mei, yaitu sebesar US$ 2,42 dari US$ 73,15 per barel.

Tim harga minyak pada Kamis (5/7) menyebut, ICP sejalan dengan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional yang turun pada Juni lalu. 

Misalnya, Dated Brent yang turun sebesar US$ 2,60 menjadi US$ 74,33 per barel. Harga Brent di pasar ICE juga turun sebesar US$ 1,07 menjadi US$ 75,94 per barel.

Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) turun sebesar US$ 2,66 menjadi US$ 67,32 per barel. Basket OPEC turun sebesar US$ 1,10 menjadi US$ 73,01 per barel.

"Penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu permintaan minyak mentah global tahun 2018," ungkap Tim Harga Minyak seperti dikutip dari situs www.migas.esdm.go.id pada Kamis (5/7).

Berdasarkan laporan OPEC dan International Energy Agency (IEA) bulan Juni 2018, OPEC memperkirakan terjadi penurunan permintaan di negara-negara Non-OECD, Timur Tengah dan Amerika Latin. Penyebabnya, penurunan permintaan akan minyak mentah OPEC, gejolak politik dan penurunan subsidi di Timur Tengah dan melemahnya perekonomian di Amerika Latin.

IEA memperkirakan penurunan permintaan pada semester kedua 2018, selain disebabkan oleh potensi peningkatan produksi dari negara-negara OPEC dan Rusia. Juga diakibatkan peningkatan harga minyak mentah global, perang kebijakan proteksi perdagangan (diantaranya negara-negara Eropa dan Kanada) dan penguatan nilai tukar dollar AS yang berpotensi menciptakan perlambatan ekonomi.

Faktor lainnya adalah kekhawatiran pelaku pasar terhadap potensi peningkatan pasokan minyak mentah global setelah OPEC memutuskan meningkatkan produksi sebesar 600.000 barel per hari.

Selain itu, ada juga faktor potensi pengenaan pajak sebesar 25% atas impor minyak mentah AS yang akan diterapkan oleh pemerintah China sebagai balasan atas kebijakan perdagangan AS terhadap China.

Faktor terakhir adalah peningkatan stok produk minyak AS pada bulan Juni 2018 dibandingkan bulan Mei 2018.

Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh menurunnya permintaan minyak dari Jepang dan Korea, serta menurunnya aktivitas kilang pengolahan di China dan India seiring program pemeliharaan sejumlah kilang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×