Reporter: Amailia Putri Hasniawati |
JAKARTA. Harga sapi bakalan (untuk digemukkan) yang diimpor dari Australia dan New Zealand alias Selandia Baru turun. Jika harga sapi bakalan impor dari kedua negara tersebut normalnya US$ 2 per kilogram (kg), maka kini harganya menyusut US$ 0,3-US$ 0,4 per kg menjadi US$ 1,7 –US$ 1,6 per kg.
Menurut Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Ditjen Penernakan Kementerian Pertanian Turni Rusli Sjamsudin, harga sapi bakalan impor itu turun karena pasokan sapi bakalan di Australia dan Selandia Baru tengah membludak. Diambah lagi, peternakan di dua negara itu juga tengah berada dalam musim pemotongan sapi betina afkir.
Penurunan harga ini membuat importir sapi bakalan ke Indonesia meningkat. Para importir semakin semangat mengimpor sapi bakalan dari Australia dan Selandia Baru lantaran penguatan nilai mata uang rupiah yang membuat impor menjadi kian murah.
Akibatnya impor sapi pun membanjir. Bahkan menurut Turni, volume impor sapi yang sudah masuk di Indonesia tahun ini sudah mencapai 1 juta ekor. Padahal, kebutuhan dalam negeri saat ini hanya 600.000-700.000 ekor.
"Oleh karena itu, dua bulan terakhir ini kami tidak lagi mengeluarkan izin (impor sapi)," kata Turni, Jumat (14/5). Tujuannya, agar pembiakan sapi lokal berkembang. Sekadar catatan, selama ini, Indonesia mengimpor sapi bakalan dari kedua negara tersebut untuk digemukkan di dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News