kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga susu segar naik 15%


Rabu, 10 Juli 2013 / 07:04 WIB
Harga susu segar naik 15%
ILUSTRASI. Ilustrasi harga emas siang ini, Jumat (4/2/2022), produksi Antam dan UBS di Pegadaian di sini./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/28/01/2022.


Reporter: Maria Elga Ratri | Editor: Fitri Arifenie

JAKARTA.Peternak sapi perah cukup senang tahun ini. Pasalnya, setelah tahun lalu harga susu segar rendah, kini harga tersebut merangsek naik. Pada semester pertama tahun ini harga rerata susu segar mengalami kenaikan sebesar 15% dari tahun lalu.


Dedi Setiadi, Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) mengatakan harga susu segar harus naik karena biaya produksi, termasuk pakan mengalami kenaikan.


"Kisaran harga susu saat ini Rp 3.800 hingga Rp 4.500 per liter," ujar Dedi saat dihubungi KONTAN, Selasa (9/7). Pada tahun lalu periode yang sama, harga jual susu segar dibanderol di level Rp 3.300 hingga Rp 3.900 per liter.


Selain karena biaya produksi meningkat, kenaikan harga susu segar juga dipengaruhi oleh harga susu dunia. Menurut Dedi, saat ini harga susu dunia tinggi, yakni di level US$ 6.100 per metrik ton.


Sebelumnya, Teguh Boediyana, Ketua Dewan Persusuan Nasional sempat mengeluh rendahnya harga susu segar di dalam negeri. Menurut Teguh, harga susu segar yang tidak menguntungkan peternak sapi perah ini mengakibatkan produksi susu segar di dalam negeri stagnan atau bahkan cenderung menurun. Ini karena banyak peternak yang beralih untuk menjual daging daripada susu segar.


Hal ini juga diamini oleh Dedi. Menurutnya, rendahnya harga susu segar menyebabkan populasi sapi perah berkurang. Pada 2010, kata Dedi , populasi sapi perah mencapai 110.000 ekor. Namun padatahun akhir tahun lalu, populasi sapi perah tinggal 35.000 ekor. Dalam dua tahun terjadi penurunan populasi sapi perah sebesar 68,19%.


Imbasnya produksi susu pun terkena imbasnya. sehingga menyusut. Produksi susu saat ini, kata Dedi, sekitar 1,3 ton liter hingga 1,5 ton liter per hari. Jumlah ini menyusut dari produksi tahun lalu yang sebesar 1,5 ton liter hingga 1,7 ton liter per hari.


Syukur Iwantoro, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementrian Pertanian menuturkan, pemerintah akan fokus untuk menaikkan produktivitas sapi perah yang saat ini hanya 10-12 liter per ekor per hari. Padahal, potensi produktivitas sapi perah lokal bisa mencapai 25 liter per ekor per hari. Rendahnya produktivitas ini, kata Syukur, lantaran pakannya yang kurang baik. Makanya, pemerintah akan memberikan bantuan langsung pakan ke kelompok ternak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×