Reporter: Herlina KD | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Para peternak ayam nampaknya harus rela margin keuntungannya semakin tergerus. Pasalnya, meski harga pakan mengalami kenaikan akibat naiknya harga jagung, rupanya harga telur ayam justru merosot.
Mengutip laporan perkembangan harga kebutuhan pokok nasional Kementerian Perdagangan, harga rata-rata telur ayam ras nasional pada Mei ini sebesar Rp 15.734 per kilogram (kg). Padahal, pada April lalu, harga rata-rata telur ayam ras ini masih sebesar Rp 16.057 per kg. Adapun data Pusat Informasi Pasar Unggas (Pinsar) menyatakan, harga telur di tingkat peternak saat ini rata-rata Rp 12.500 per kg, melorot ketimbang bulan sebelumnya yang masih sebesar Rp 13.000 per kg.
Amin Hasan Bukhari, Senior Analis dari Lembaga Studi Pertanian Agri Indonesia Jaya, mengungkapkan, menurunnya harga telur saat ini sebenarnya memang siklus umum. "Biasanya pada bulan April- Mei adalah menjadi bulan jenuh permintaan telur. Apalagi, sebelumnya harga telur sudah naik tinggi hingga Rp 16.000 per kg," ujarnya kepada KONTAN Kamis (5/5).
Di sisi lain, Amin menjelaskan, melorotnya harga telur ayam ini juga disebabkan melimpahnya pasokan telur. Menurutnya, setiap tahun ada ekspektasi kenaikan permintaan komoditas pangan termasuk telur. Nah, untuk komoditas ini, para produsen sudah mengantisipasi dengan menaikkan produksi untuk menjaga pasokan. Alhasil, "Ketika permintaan stabil, pasokan masih cukup banyak yang membuat harga turun," jelasnya.
Ekspektasi mengenai peningkatan permintaan telur ini sepertinya sudah diprediksi. Beberapa waktu lalu, Ketua Umum Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) Yudhi Guntara menyatakan tahun ini produksi telur nasional diperkirakan sebesar 1,2 juta ton-1,5 juta ton. Jumlah ini lebih besar ketimbang produksi telur nasional tahun 2010 lalu yang mencapai 1,4 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News