kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Telur Ayam Meroket, Peternak: Bansos Jangan Didistribusikan Serentak


Jumat, 26 Agustus 2022 / 04:10 WIB
Harga Telur Ayam Meroket, Peternak: Bansos Jangan Didistribusikan Serentak


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Beberapa hari terakhir, harga telur ayam melonjak tinggi. Salah satu penyebab yang mendorong harga telur ayam ini adalah penyaluran bantuan sosial pemerintah. 

Melansir Kompas.com, peternak telur ayam meminta pemerintah agar penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) maupun Bantuan Sosial (Bansos) tidak didistribusikan secara serentak. 

Alasannya, pendistribusian BNPT atau Bansos secara serentak dinilai menjadi penyebab harga telur ayam menjadi mahal. 

"Ini yang paling menyebabkan naik (harga telur ayam) karena cairnya BPNT atau Bansos yang dirapel sehingga permintaan melebihi produksi. Ini yang menjadi kehkawatiran agen tidak kebagian telur, maka mereka menaikan harga," ujar peternak telur ayam asal Kendal Suwardi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/8/2022). 

Dia menambahkan, "Oleh sebab itu, kami dari peternak telur meminta agar realisasi BPNT setiap bulan tidak serentak sehingga menimbulkan kepanikan akhirnya harga dimainkan oleh oknum yang memanfaatkan momen ini." 

Suwardi memprediksi harga telur bisa kembali normal pada awal September 2022. 

Mengutip dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga telur ayam per Rabu (24/8/2022) secara rata-rata di nasional bertengger di Rp 30.850 per kilogram. 

Angka ini telah naik yang sebelumnya per tanggal 18 Agustus 2022 dibanderol Rp 30.350, kemudian naik keesokan harinya menjadi Rp 30.450, dan per tanggal 22 Agustus 2022 naik menjadi Rp 30.700 per kilogram. 

Baca Juga: Harga Telur Melonjak hingga Rp 32.000 per Kg, Kemendag Didesak Turun Tangan

Harga kembali normal jika stok telur bertambah 

Hal serupa juga diamini oleh peternak telur asal Blitar Rofi. Dia mengatakan, kenaikan harga telur terjadi lantaran adanya Bansos dari pemerintah sehingga membuat permintaan telur ayam meningkat. 

"Penyebab paling dominan adalah kenaikan demand karena untuk bansos sembako dan PKH seluruh daerah yang pencairan dirapel untuk 4 bulan, Juni sampai September 2022," ujar Rofi. 

Dia juga memprediksi harga akan normal kembali seiring mulai bertambahnya stok telur ayam. 

"Mungkin di Oktober- Desember 2022 mulai normal, dimana replacement peternak mikro UMKM dan besar dimulai bulan Maret, April, dan Mei 2022 saat harga telur sudah di posisi HPP, dan butuh waktu 7-8 bulan bisa diproduksi," jelasnya. 

Walau demikian dia berharap agar pemerintah bisa segera menetapkan harga acuan baru untuk telur di kelas peternak telur Rp 22.000-24.000 per kilogram. 

"Sebaiknya harga acuan baru untuk telur di kelas peternak telur Rp 22.000-24.000 per kilogram ditetapkan oleh Bapanas sebagai langkah konkret adanya keseimbagan baru harga komoditi pakan dan pangan global," pungkas Rofi. 

Baca Juga: Capai Rp 31.000 per Kg, Harga Telur Ayam Naik ke Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah

Program bansos "digoreng" oknum 

Sebelumnya, Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Indonesia (PPRN) Alvino Antonio mengatakan, salah satu alasan mengapa harga telur ayam naik adalah karena adanya program Bantuan Sosial alias Bansos dari pemerintah yang sengaja dimanfaatkan oleh oknum untuk menaikan harga. 

"Pemerintah mengadakan bansos, ada berupa minyak goreng, telur, dan daging ayam ke masyarakat. Tentu dengan adanya bansos ini, demand untuk telur naik yang membuat stoknya dikit. Nah ini sengaja dimanfaatkan "digoreng" supplier menaikan harga yah hukum ekonomi lah," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (22/8/2022). 

"Sebenarnya tujuan bansos ini juga membantu peternak menyerap telurnya agar harga tidak anjlok. Tapi yah memang dugaan kami ada yang sengaja menggoreng," sambung dia. 

Adapun harga telur ayam saat ini di pasaran, kata Alvino, tembus Rp 30.000-an per kilogram. Menurutnya, kenaikan harga telur ayam saat ini adalah kenaikan tertinggi dalam sejarah. 

"Iya benar, ini paling tinggi (harga telur) dalam sejarah. Tembus Rp 30.000-an di pasar," ungkapnya. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Peternak Minta Bansos Tak Dirapel 4 Bulan agar Harga Telur Ayam Stabil"
Penulis : Elsa Catriana
Editor : Aprillia Ika

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×