kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Tiga Komoditas Pangan Naik di Akhir 2021, Ikappi: Harus Ada Grand Design Pangan


Senin, 27 Desember 2021 / 14:46 WIB
Harga Tiga Komoditas Pangan Naik di Akhir 2021, Ikappi: Harus Ada Grand Design Pangan
ILUSTRASI. Pedagang melayani pembeli bahan makanan di Pasar kawasan Tanjung Duren, Jakarta. KONTAN/Fransiskus SImbolon


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menyayangkan beberapa komoditas pangan di akhir tahun mengalami lonjakan cukup tinggi. 

Dalam catatan Ikappi menjelang pergantian tahun 2021 ke 2022, beberapa komoditas mengalami kenaikan harga yang tidak wajar dan baru pertama kali ini terjadi.

Sekretaris Jenderal DPP Ikappi, Reynaldi Sarijowan mengatakan, tiga komoditas itu antara lain minyak goreng, cabai rawit merah dan telur. Kenaikan harga tiga komoditas ini membuat semua menjadi cukup sulit menghadapi pergantian tahun ini.

“Jujur kami Ikatan Pedagang Pasar Indonesia tidak menduga bahwa kenaikan harga pangan yang relatif panjang dan tinggi ini terjadi di akhir tahun 2021,” ujar Reynaldi dalam keterangan tertulisnya, Senin (27/12).

Pertama, minyak goreng. Ikappi menyebut minyak goreng mengalami kenaikan yang cukup fantastis yang belum pernah terjadi dan minyak goreng karena CPO dunia tinggi maka harga minyak goreng curah dan kemasan cukup tinggi.

Baca Juga: Tak Cuma Minyak Goreng dan Cabai, Ini Bahan Pangan yang Harganya Naik di Akhir Tahun

“Kami berharap pemerintah mengantisipasi dan melakukan upaya lanjutan sehingga tahun 2022 minyak goreng segera bisa turun harganya,” terang Reynaldi.

Kedua, cabai rawit merah. Ikappi mengatakan, cabai rawit merah adalah komoditas yang rutin terjadi di akhir tahun. 

Terdapat dua faktor yang membuat harga cukup tinggi yang pertama karena cuaca dan karena permintaan tinggi supply dan demand tidak seimbang.

“Kami berharap ke depan ada grand design pangan, strategi pangan untuk cabai rawit merah agar wilayah-wilayah produksi cabai rawit merah bisa di perbanyak dan bisa di selesaikan persoalan ini sehingga tidak kunjung tinggi harganya setiap tahun, tahun lalu sudah terjadi mencapai Rp 100.000 per kg, hari ini terjadi kembali bahkan Rp 100.000 lebih per kg” jelas Reynaldi.

Ketiga, telur yang biasanya Rp 23.000 per kg – Rp 24.000 per kg hari ini tembus di angka Rp 30.000 per kg. Ini adalah pencapaian yang terbilang buruk.

“Kami berharap agar harga telur bisa di antisipasi dengan strategi design telur dan ayam yang baik ke depan,” ucap Reynaldi.

Oleh karena itu, Ikappi meminta Kementerian Perdagangan mengatasi gejolak harga pada tiga komoditas tersebut.

“Kami berharap agar kita bersama-sama menjaga agar harga pangan tidak tinggi dan masyarakat atau konsumen tidak kesulitan mendapatkan pangan,” pungkas Reynaldi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×