Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Bisnis perangkat Teknologi Informasi (TI) di Indonesia mulai tersebar, tidak lagi terfokus pada kawasan Jabodetabek. Setidaknya, hal ini bisa dilihat dari peta penjualan distributor perangkat TI, PT Harrisma Informatika Jaya.
"Penjualan kami, 50% -nya masih berasal dari kawasan Jabodetabek," ujar Presiden Direktur Harrisma Yansen Setiawan, Selasa (20/1).
Sementara, sisanya berasal dari sejumlah kawasan seperti Sumatera dan Kalimantan. Permintaan perangkat TI memang mulai merata, namun hal ini cukup membutuhkan proses.
Bahkan, porsinya sempat terlihat adanya ketimpangan yang cukup tinggi. Yansen bilang, dulu 90% penjualan bisa dihasilkan dari kawasan Jabodetabek. Hanya 10% saja yang berasal dari luar kawasan itu.
Mulai meratanya permintaan ini tak terlepas dari terus bertambahnya ekspansi perusahaan, salah satunya perusahaan pengelola gerai minimarket yang banyak menggunakan sistem Automatic Identification and Data Capture (AIDC) untuk mempercepat proses transaksi.
Nah, sistem ini merupakan sistem perekam data otomatis yang banyak digunakan di minimarket-minimarket misalnya. Bukan hanya untuk merekam barcode barang yang dijual di minimarket saja. Sistem ini juga mampu merekam data-data lain baik itu individu, objek, gambar atau data-data lain.
Dengan bisnis yang dijalaninya, tahun 2013 lalu Harrisma mampu meraup pendapatan US$ 95 juta atau sekitar Rp 1,14 triliun. Angka ini naik 40% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News