kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Hipmi desak Darmin turunkan suku bunga


Rabu, 01 September 2010 / 21:59 WIB


Reporter: Uji Agung Santosa | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mendesak Gubernur Bank Indonesia (BI) yang baru Darmin Nasution benar-benar berjuang memerangi rezim bunga tinggi. Harapan penurunan bunga itu terutama untuk meningkatkan kredit investasi dan modal kerja untuk merangsang pertumbuhan sektor riil.

Ketua Umum HIPMI Erwin Aksa menilai Darmin merupakan sosok yang tepat untuk melakukan terobosan di tengah kebekuan peranan bank sentral dalam mendorong pertumbuhan sektor riil. “Harapan kami adalah bagaimana mendorong perbankan menawarkan bunga terjangkau agar sektor riil bisa terpacu kembali,” katanya di Jakarta, hari ini.

Erwin menilai Darmin merupakan sosok progresif dan memiliki kemampuan melakukan terobosan-terobosan dalam menyelesaikan persoalan penting di sektor keuangan. Apalagi, track record Darmin yang sebelumnya sebagai Dirjen Pajak juga cukup gemilang. "Saya kira Pak Darmin punya cara dan banyak keberanian melakukan terobosan seperti di Dirjen Pajak lalu," katanya.

HIPMI juga mendukung wacana pembatasan kepemilikan asing di sektor keuangan. Bahkan mendorong anggotanya dan investor lokal untuk masuk ke sektor keuangan. Apalagi sampai saat ini kepemilikan asing di industri perbankan melebihi 55% baik melalui kepemilikan langsung maupun melalui bursa. Hipmi menuding tingginya kepemilikan ini membuat bunga kredit sulit turun sebab tersandera oleh kepentingan dan kepemilikan asing.

Menurut Erwin, selain instrumen fiskal, BI juga memiliki peranan penting dalam mendorong pertumbuhan industri dan ekonomi. Apalagi jika dibandingkan dengan negara lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tergolong cukup rendah. "Sejak krisis 2008, pertumbuhan ekonomi di Malaysia sudah di atas 6% dan bahkan Singapura yang resesi sudah 11%. Bahkan target mereka 15%. Nah, kita yang tidak resesi cuma di bawah 5% terus,” tandas Erwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×