kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hutama Karya, Wijaya Karya dan Adipatria garap proyek food estate di Kabupaten Kapuas


Selasa, 03 November 2020 / 20:05 WIB
Hutama Karya, Wijaya Karya dan Adipatria garap proyek food estate di Kabupaten Kapuas
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan pembangunan Kawasan Lumbung Pangan di Desa Ria-ria, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumu. TRIBUNNEWS/BIRO PERS/LAILY RACHEV


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam rangka mendukung program pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional, PT Hutama Karya (Persero) berkolaborasi dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Adipatria menggarap salah satu proyek pengembangan kawasan lumbung pangan baru atau food estate yang berlokasi di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.

Pengembangan kawasan ini dilakukan dengan rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi yang dilakukan secara bertahap. Proyek senilai 738,04 miliar rupiah ini ditargetkan rampung pada awal Januari 2023 mendatang.

Direktur Operasi II Hutama Karya Novias Nurendra mengatakan bahwa Hutama Karya akan memberikan kontribusi penuh agar proyek dapat selesai tepat waktu dengan hasil dan kualitas yang baik.

"Kami akan fokus untuk menggarap pekerjaan galian saluran eksisting dan saluran baru, pekerjaan bangunan pelengkap yang meliputi pintu air otomatis, rumah pompa dan rumah jaga, pompa drain dan pompa supply, box culvert serta gorong-gorong sesuai dengan lingkup pekerjaan dalam kontrak proyek ini,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima kontan.co.id, Selasa (3/11).

Adapun, dalam KSO HK-WIKA-Adipatria pada proyek ini, perusahaan memegang prosentase sebesar 37,5%. Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa dalam pelaksanaan pekerjaan proyek ini, Hutama Karya akan mengoptimalisasi 3 aspek yakni penggunaan teknologi, sumber daya manusia, dan biaya.

Perusahaan optimis proyek ini dapat selesai tepat waktu, karena dalam pengerjaannya didukung dengan SDM yang berkualitas melalui engineer kami. Tak hanya itu, akan ada beberapa metode dalam akselerasi penyelesaian proyek ini seperti penggunaan alat berat excavator standar dan long arm.

Baca Juga: Luhut: UU Cipta Kerja bisa kembangkan lumbung pangan

Novias juga memastikan di tengah pandemi ini, pihaknya tetap memastikan bahwa perusahaan akan tetap bekerja sebaik mungkin dalam membangun korporasi petani. Sebab, nantinya akan menjadi basis pengembangan kawasan pangan baru di Kalimantan Tengah, di mana dilakukan secara integrasi mencakup pertanian maupun perkebunan.

Proyek pembangunan Food Estate yang berlokasi di Kalimantan Tengah ini merupakan salah satu dari berbagai proyek pembangunan Food Estate milik Kementerian PUPR Direktorat Sumber Daya Air yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Setelah rampung nanti, maka keberadaan kawasan yang ditetapkan sebagai penyangga pangan nasional.

Food Estate ini diyakini akan berdampak pada ketahanan pangan nasional, juga akan memberikan manfaat bagi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat hingga pengembangan infrastruktur di Provinsi Kalimantan Tengah ke depannya mulai dari pembangunan fasilitas pendukung, pembuatan tanggul dan pintu air, hingga pembangunan jalan yang lebih optimal.

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadi Muljono mengunjungi langsung lokasi food estate dengan didampingi oleh beberapa perwakilan dari kontraktor pelaksana pada Jum’at (30/10).

Dalam kunjungannya, Basuki menyampaikan bahwa pengembangan Food Estate ditujukan untuk tanaman padi di lahan alvulial dengan luas 165.000 ha yang sebelumnya lahan Pengembangan Lahan Gambut (PLG) sudah di mulai sejak akhir September 2020 lalu. Menurutnya, tahap rehabilitasi dan peningkatan saluran irigasi akan difokuskan di Blok A, khususnya di zona A1 dan A5 sekitar 2.000 Ha guna memastikan saluran primer dan sekunder dapat mengalirkan air dengan baik.

Dengan demikian, pencucian lahan dapat berjalan dengan baik untuk mengurangi kadar keasaman dengan membuang bahan beracun yang ada di lahan rawa. "Kami akan berupaya semaksimal mungkin agar proyek ini dapat berjalan dengan baik tanpa adanya hambatan tertentu,” ujarnya.

Selanjutnya: Kementan: Food estate tidak akan dibangun pada lahan gambut dalam dan sedang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×