kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Ikappi Sebut Urusan Pangan Tak Cuma Jadi Tanggung Jawab Badan Pangan Nasional


Selasa, 21 Maret 2023 / 15:42 WIB
Ikappi Sebut Urusan Pangan Tak Cuma Jadi Tanggung Jawab Badan Pangan Nasional
ILUSTRASI. Warga membeli kebutuhan pokok dan bahan makanan di Pasar Tanjung Duren,


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, persoalan pangan di negeri ini menjadi tanggung jawab semua pihak. Persoalan harga pangan yang kerap naik saat hari besar keagamaan salah satunya.

Ia menjelaskan, dari hulu ke hilir harus terdapat koordinasi yang baik. Misalnya dari sisi produksi di Kementerian Pertanian hingga urusan distribusi oleh Kementerian Perdagangan. Sedangkan Badan Pangan Nasional memiliki kewenangan dalam pengadaan atau pasokan dari pangan itu sendiri.

"Bapanas sebenarnya posisinya ada di ujung. Dan ini dilema karna dia akan jadi pukulan masyarakat karena dia yang mengcover semua. Menjadi tulang punggung pangan. Tapi faktanya tidak bisa dipisahkan persoalan produksi itu ada di Kementan. Kenapa cabe Rp90.000 ini faktor produksi, kenapa beras tinggi walau udah impor ini karena serapan ngga maksimal. Minyak goreng masih diatas Rp15.000 karna di Kemendag ini ujungnya semua yang jadi sasaran tembak adalah Bapanas," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (20/3).

Baca Juga: Sepekan Jelang Puasa, Harga Pangan Terus Mengudara

Ia menegaskan bahwa urusan pangan harus dilakukan secara tim bukan masing-masing instansi. Pasalnya dari hulu hingga hilir memiliki keterkaitan hingga akhirnya berdampak pada harga pangan di pasaran.

"Misalnya kenapa bawang putih masih dikisaran Rp40.000 padahal impor ini persoalan kemendag yang lambat keluarkan izin impor. Jadi ini berkaitan semua dan ujungnya emang Bapanas jadi sasaran tembak," ungkapnya.

Abdullah mengatakan, saat ini tren harga pangan jelang bulan Ramadan diperkirakan akan bertahan hingga seminggu awal puasa. Oleh karenanya Ia berharap kementerian terkait serta Badan Pangan Nasional dapat fokus pada penyelesaian beberapa bahan pangan yang masih tinggi harganya.

Seperti cabai, minyak goreng, gula pasir, bawang merah, bawang putih dan daging. Adapun untuk mengatasi harga cabai, Abdullah menyarankan agar ada upaya subsidi distribusi dari daerah penghasil ke daerah defisit. Sehingga dengan adanya kepastian stok akan membuat harga relatif turun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×