kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Impor LPG mengkhawatirkan, Menko Maritim Luhut meminta produksi EBT ditingkatkan


Kamis, 29 November 2018 / 14:55 WIB
Impor LPG mengkhawatirkan, Menko Maritim Luhut meminta produksi EBT ditingkatkan
ILUSTRASI. Antrean gas LPG subsidi


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pemerintah terus mendorong terciptanya gasifikasi batubara untuk menekan impor LPG. Salah staunya adalah mendorong terciptanya energi baru terbarukan (EBT).

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman RI Luhut Binsar Panjaitan menegaskan Indonesia harus meningkatkan produksi energi baru dan terbarukan dengan memanfaatkan cadangan yang ada di dalam negeri untuk mengurangi impor minyak dan gas.

Langkah ini diperlukan untuk membantu menurunkan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) yang saat ini telah mencapai limit tertinggi dari target pemerintah.

“Ada masalah yang perlu diperhatikan CAD kita tahun ini akan mendekati US$ 28 miliar, sementara tahun lalu US$ 17.5 miliar. Sekarang ini kita sudah masuk ke B20. Jika kita melakukan pemurnian dan memanfaatkan local content, CAD kita bisa single digit di tahun 2019,” ujarnya dalam sambutannya pada Pertamina Energi Forum (PEF) 2018 di Hotel raffles Jakarta, Kamis (29/11).

Luhut bilang jika Indonesia bisa mengimplementasikan B20 pemerintah akan dapat menghemat biaya impor hingga US$10 miliar.

Selain B20, saat ini pemerintah juga tengah mengembangkan lithium battery di Kawasan Ekonomi Khusus Morowali, Sulawesi Tengah dengan nilai investasi US$ 4 miliar. Proyek ini ditargetkan bisa selesai dalam setahun dan akan menjadi produsen lithium battery terbesar di dunia.

Pemerintah juga tengah mengembangkan diversifikasi batubara menjadi dimethyl ether (DME) sebagai alternatif pengganti LPG akibat peningkatan impor LPG. Selain itu pemerintah akan terus mendorong mobil listrik untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.

Senada dengan Luhut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, mengatakan pemerintah terus mendorong pengembangan energi baru dan terbarukan di Indonesia dan mengapresiasi inisiasi sinergi antar BUMN dalam mengembangkan energi baru terbarukan. “Terimakasih untuk Pertamina karena sudah kerjasama dengan Bukit Asam untuk memproduksi DME di Indonesia,” ujarnya.

Pertamina dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sendiri telah menandatangani kerjasama pengembangan DME di Indonesia dan menggandeng perusahaan asal Amerika Serikat (AS) Air Products. Kerjasama ini bertujuan untuk peningkatan nilai tambah batubara. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan ada dua proyek gasifikasi batubara yang akan dikerjakan oleh Pertamina dan PTBA yaitu proyek gasifikasi di Pranap dan Tanjung Enim.

"Tahun depan agreement untuk pihak-pihak tadi untuk di Pranap dan satu lagi keterlibatan pihak swasta Candra Asri untuk petrochemical product,"kata Nicke.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×