Reporter: Handoyo | Editor: Herlina Kartika Dewi
JAKARTA. PT Santosa Agrindo (Santori) dan anak usahanya, PT Austasia Stockfeed berhasil meraih izin impor sapi hidup sebanyak 33.500 ekor pada kuartal II–2014. Izin impor sapi ini naik 154,7% ketimbang kuota yang diraih perusahaan pada kuartal I–2014 sebanyak 13.154 ekor.
Ignatius Adiwira, Head of Sales Marketing PT Santosa Agrindo, mengatakan, besarnya jumlah izin impor yang diberikan pada kuartal II-2014 ini lantaran untuk antisipasi kebutuhan daging sapi menjelang Idul Fitri. "Alokasi impor sapi ini sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya," ujarnya kepada KONTAN belum lama ini.
Dari total izin impor yang diberikan di kuartal II–2014, sebanyak 18.500 ekor akan diimpor oleh PT Santosa Agrindo yang terdiri dari 14.000 ekor sapi bakalan dan 4.500 ekor sapi siap potong. Sementara PT Austasia Stockfeed akan mengimpor 15.000 ekor sapi yang terdiri dari 11.000 ekor sapi bakalan, 3.000 ekor sapi siap potong dan 1.000 ekor sapi indukan atawa sapi betina produktif.
Ignatius menambahkan, Santori Group mengimpor sapi siap potong untuk mengantisipasi lonjakan permintaan daging saat lebaran. Di sisi lain, Santori lewat anak usahanya juga mengimpor sapi indukan untuk menambah populasi sapinya. Ini juga sesuai dengan program pemerintah untuk meningkatkan populasi sapi di dalam negeri.
Sapi indukan impor yang dijadwalkan tiba pada akhir kuartal II–2014 ini, kata Ignatius, nantinya akan diternak di perkebunan sawit terintegrasi di Kalimantan. Strategi ini dilakukan agar biaya produksi sapi menjadi lebih murah bila dibandingkan dengan cara intensifikasi seperti pada pengemukan sapi.
Menurut Ignatius, saat ini harga sapi bakalan impor sekitar US$ 2,8 per kilogram (kg) berat hidup–US$ 3 kg berat hidup. "Pada awal April ini harga sapi bakalan relatif lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya," katanya.
Alasannya, kata Ignatius produsen atau peternak di negara asal impor yakni Australia saat ini masih menahan untuk menjual sapinya lantaran di Australia masih terjadi anomali cuaca. Sayangnya, Ignatius enggan membeberkan harga jual sapinya di pasar domestik.
Catatan saja, sepanjang tahun ini Santori Grup merencanakan impor sapi hidup sebanyak 80.000 ekor. Jumlah ini sesuai dengan kapasitas kandang yang dimiliki perusahaan. Tahun lalu Santori Group merealisasikan impor sapi hidup sebanyak 48.930 ekor yang terdiri dari 39.067 ekor sapi bakalan dan 9.863 ekor sapi siap potong. Santori merealisasikan impor sapi ini lewat PT Santosa Agrindo dan PT Austasia Stocfeed.
Santori Group memiliki dua lokasi pengemukan sapi di Lampung yang menggemukkan sapi eks-impor berkapasitas 40.000 ekor per siklus atau 3 bulan–4 bulan. Sementara output produksi setiap tahunnya mencapai 160.000 ekor.
Selain kandang pengemukan sapi impor, Santori Group juga memiliki tempat pengemukan sapi lokal di Jawa Timur dengan kapasitas 15.000 ekor. Santori Group juga memiliki satu unit rumah potong hewan (RPH) kelas A dengan standar ekspor dan ISO 2200:2500 di Serang, Banten.
Catatan saja, perencanaan indikatif impor sapi hidup yang dibuka oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk kuartal II–2014 mencapai 278.000 ekor. Perincian dari perhitungan indikatif impor sapi hidup ini sebanyak 214.000 ekor untuk sapi bakalan, dan 65.000 ekor berupa sapi siap potong. "Jumlah ini dipersiapkan untuk antisipasi hari besar dan stabilisasi harga," kata Bachrul Chairi, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemdag.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News