kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.966.000   6.000   0,31%
  • USD/IDR 16.765   92,00   0,55%
  • IDX 6.749   25,58   0,38%
  • KOMPAS100 973   4,45   0,46%
  • LQ45 757   3,05   0,40%
  • ISSI 214   1,27   0,59%
  • IDX30 393   1,58   0,40%
  • IDXHIDIV20 470   -0,33   -0,07%
  • IDX80 110   0,72   0,65%
  • IDXV30 115   -0,13   -0,12%
  • IDXQ30 129   0,20   0,15%

Inaca minta maskapai perluas pasar ASEAN


Jumat, 08 Januari 2016 / 21:12 WIB
Inaca minta maskapai perluas pasar ASEAN


Sumber: Antara | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (Inaca) M Arif Wibowo mengimbau seluruh maskapai untuk memperluas pasarnya ke negara-negara ASEAN agar terus tumbuh seiring berlakunya liberalisasi sektor penerbangan Asean Open Sky tahun ini.

"Sebenarnya kita sudah menghadapi liberalisasi penerbangan ASEAN dan sudah terlihat kita cukup mampu menghadapinya. Sekarang adalah saatnya untuk memperluas pasar agar bisa betul-betul memperoleh 'benefit' dari situasi ini," kata Arif saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (8/1).

Menurut dia, terkait dengan mulai berlakunya ASEAN Open Sky yang memperbolehkan negara-negara ASEAN melakukan penerbangan langsung ke sejumlah kota di negara anggota dalam lingkup Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Untuk penerbangan charter yang menurutnya meski sedang mengalami tekanan dalam industri migas yang berpengaruh terhadap permintaan pasar charter, namun justru membuka peluang bagi bisnis penerbangan charter untuk mengalihkan aktivitasnya ke sektor penerbangan pariwisata.

Menurut dia, kemampuan melihat peluang pada situasi tersebut justru memperlihatkan kemampuan maskapai penerbangan nasional dapat melakukan diversifikasi usahanya secara cepat karena mengetahui potensi pasar secara tepat, sehingga dapat mendukung program nasional pemerintah khususnya dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun ini.

Menyinggung soal bisnis penerbangan cargo, dia menilai peluang pasar yang besar, dalam hal ini tujuh kota di Indonesia seperti Palembang, Batam, Manado, Makassar dan Biak, untuk bias langsung melakukan penerbangan cargo ke negara-negara anggota ASEAN.

Selain itu, kebijakan pemerintah soal pembebasan bea masuk suku cadang penerbangan cukup membantu peningkatan daya saing maskapai.

"Begitu juga halnya dengan aturan mengenai Bandara enclave sipil yang saat ini sedang kita tunggu regulasinya, namun kita percaya pemerintah akan mampu menciptakan situasi yang kondusif dalam bisnis penerbangan di tanah air," katanya.

Mengenai prospek industri penerbangan di tahun 2016, Arif mengatakan bahwa Inaca siap menghadapinya karena bagaimanapun Indonesia tidak bisa melewatinya namun justru meningkatkan daya saing dan terus terang membutuhkan bantuan pemerintah untuk bisa menjadikannya kuat untuk menjadi tuan rumah penerbangan di tanah sendiri.

Dalam hal itu, Inaca juga menyinggung soal penilaian yang dilakukan media asing terhadap aspek keamanan dan keselamatan penerbangan nasional, terlebih menyangkut maskapai nasional yang tergolong memiliki perhatian rendah dalam hal "safety dan security".

"Inaca mempertanyakan secara serius kriteria penilaian yang dilakukan media asing terhadap aspek keamanan dan keselamatan penerbangan nasional, mengingat harus ada metodologi yang jelas, terukur dan dapat dipertanggungjawabkan," katanya.

Dia menilai kriteria yang jelas amat diperlukan mengingat industri penerbangan "full regulated" atau dipenuhi dengan berbagai aturan yang mengikat (mandatory) karena menyangkut risiko yang tinggi dan hidup manusia.

Arif menambahkan maskapai nasional anggota Inaca sendiri telah memiliki komitmen yang jelas akan aspek keamanan dan keselamatan penerbangan.

"Safety is mandatory dan INACA berkomitmen agar seluruh maskapai selalu mengutamakan keamanan dan keselamatan penerbangan. Kami akan senantiasa patuh pada peraturan/regulasi keamanan dan keselamatan yang ada, baik dari Pemerintah RI, International Civil Aviation Organization (ICAO), Federal Aviation Administration (FAA) dan European Aviation Safety Agency (EASA), serta berbagai internasional regulator lainnya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×