kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

INACA prediksi jumlah penumpang pesawat hingga akhir tahun maksimal 45 juta orang


Jumat, 09 Oktober 2020 / 18:00 WIB
INACA prediksi jumlah penumpang pesawat hingga akhir tahun maksimal 45 juta orang
ILUSTRASI. INACA memprediksi hingga akhir tahun ini trafik penumpang transportasi udara akan mencapai 45 juta penumpang.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indonesia National Air Carrier Association (INACA) memprediksi hingga akhir tahun ini trafik penumpang transportasi udara akan mencapai 45 juta penumpang.

Sekretaris Jenderal INACA Bayu Sutanto mengatakan, dampak pandemi Covid-19 mengakibatkan tekanan yang berat bagi industri penerbangan. "Sebab, sejak April hingga pertengahan Juni 2020 bisa dikatakan tidak ada penerbangan. Kemudian, izin penerbangan reguler tidak diperbolehkan kecuali penerbangan khusus dan ditambah larangan mudik," ujarnya dalam webinar Markplus Industrial Roundtable, Jumat (9/10).

Berdasarkan catatan INACA, jumlah penumpang pesawat pada kuartal I-2020 sebanyak 25,27 juta orang. Namun, pada kuartal II hingga kuartal III turun signifikan akibat pandemi Covid-19.

INACA mencatat, jumlah penumpang di kuartal II 2020 sebanyak 1,8 juta orang. Sedangkan kuartal III 2020 mulai ada peningkatan akibat libur panjang menjadi 6,68 juta penumpang.

Untuk kuartal IV ini, INACA memprediksi jumlah penumpang masih akan meningkat mencapai 12,11 juta orang. "Jadi estimasi kami dari jumlah penumpang sampai dengan kuartal IV 2020 kira-kira 40 juta, maksimal sampai 45 juta penumpang karena dari penerbangan internasional semakin tipis," ujarnya.

Baca Juga: Garuda Indonesia dapat pinjaman Rp 1 triliun, ini kegunaannya

Angka tersebut turun lebih dari 50% apabila dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 91 juta penumpang. Seiring dengan penurunan penumpang, sheet load factor (SLF) juga diestimasikan sekitar 40%.

Bayu menyebutkan, untuk pemulihan industri aviasi tersebut butuh waktu yang tidak sedikit. Menurutnya, dari beberapa asosiasi seperti IATA, pemulihan industri penerbangan diprediksi butuh waktu 2 tahun-3 tahun atau hingga 2023.

Bahkan berdasarkan Centre for Aviation (CAPA) memprediksi pemulihan industri aviasi akan terjadi pada akhir 2024.

Bayu berharap, pemerintah lebih merelaksasi aturan perizinan dan sebagainya. "Kebetulan dalam ombibus law yang telah disetujui ada beberapa aturan yang lebih mempermudah perizinan. Karena saat ini tantangan besar bagi maskapai penerbangan adalah mengontrol fixed cost. Sekarang dengan dengan kapasitas load factor 40% tentu secara finansial merugi," ujarnya.

Selanjutnya: Maskapai ini bangkrut dan beralih ke bisnis gorengan, hasilnya lumayan menjanjikan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×