Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mendapatkan tambahan permintaan ekspor batubara ke India. Volume ekspor batubara tersebut mencapai 1 juta ton. Bahkan hingga akhir tahun ini, India mengharapkan tambahan batubara dari Indonesia hingga 50 juta ton per tahun.
Hal ini diungkapkan oleh Direkur Jenderal Mineral Batubara dan Panas Bumi Bambang Setiawan, Jakarta, Rabu (7/10). "India memang membutuhkan banyak batubara dari Indonesia untuk proyek power plant mereka. Salah satu yang akan mengekspor ke India adalah Adaro," ujar Bambang Setiawan.
Selain ADRO, Bambang mengatakan, ada perusahaan asal Slovenia, yakni Tetol Slovania yang juga akan impor batu bara dari Indonesia. Nilai impornya tidak besar, tidak seperti permintaan dari India. Bambang menyatakan, Slovenia akan mengimpor batubara asal Indonesia sebesar 500.000 per tahun.
Khusus untuk batu bara asal Slovania, yang mendapatkan kontrak ekspornya adalah PT Kideco. Sayangnya, Bambang enggan menyebutkan berapa harga jual batubaranya. Ia hanya menyebut harga jual batubara kepada perusahaan listrik asal Slovenia itu seperti harga rata-rata pada umumnya. "Mereka akan melihat dulu potensi batu bara kita seperti apa," ujar Bambang.
Apabila, Slovenia puas atas kualitas batu bara Indonesia, Bambang mengatakan, Slovenia akan memperbesar permintaan batu baranya dalam jumlah besar. Permintaan batubara ini tidak hanya akan mencukupi kebutuhan untuk Slovenia, tapi juga untuk memasok batu bara di kawasan Eropa Timur dan Semenanjung Balkan.
Menurut Bambang, Slovenia tertarik karena karakter batubara yang dihasilkan di Tanah, kadar abu dan sulfurnya cocok dengan industri dan pembangkit yang ada di Slovenia. Apalagi Tetol merupakan BUMN Slovenia yang 65% sahamnya dimiliki oleh negara dan 35% sahamnya dimiliki oleh pemerintah kota.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News