kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indofarma bidik pasar Vietnam dan Kamboja


Senin, 13 Agustus 2012 / 08:30 WIB
Indofarma bidik pasar Vietnam dan Kamboja
ILUSTRASI. Kemenperin menerima bantuan 600 oksigen consentrator dari perusahaan tekstil.


Reporter: Albertus M. Prestianta | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Produsen obat PT Indofarma Tbk mengincar pemasukan yang lebih besar dari pasar luar negeri. Tak heran, saat ini perusahaan pelat merah tersebut gencar membuka pasar ekspor baru di kawasan Asia.

Direktur Riset dan Pemasaran Indofarma, Elfiano Rizaldi, mengungkapkan, mulai tahun depan nanti, rencananya Indofarma akan mulai mengekspor obat ke Vietnam dan Kamboja. "Sekarang, kami sedang menunggu proses registrasi di Vietnam dan Kamboja. Setelah izin keluar, kami bisa mulai ekspor," ujarnya, akhir pekan lalu (10/8).

Menurut Elfiano, Indofarma gencar memperluas pasar ekspor lantaran ingin menggenjot kontribusi penjualan di luar negeri itu menjadi sekitar 5% terhadap total pendapatan perusahaan pada tahun depan. Saat ini, kontribusi ekspor masih sekitar 3%.

Sekadar kilas balik, sebelum membidik pasar Vietnam dan Kamboja, perusahaan berkode saham INAF ini pun lebih dulu telah merencanakan ekspor ke Kazakhstan.

Bahkan, setelah ekspor ke negara tersebut lancar, Indofarma bersama Interek Group asal Kazakhstan, melalui perusahaan patungan bernama Indofarma-Kazakstan JSC, bakal mendirikan pabrik di negara tersebut.

Menurut Direktur Utama Indofarma Djakfarudin Junus, pemerintah Kazakstan sudah menyetujui rencana itu. Namun, mengenai waktu pelaksanaan dan nilai investasi, Djakfarudin belum bersedia membeberkannya. "Kami lakukan bertahap," sebutnya.

Elfiano optimistis, ke depan, kontribusi penjualan ekspor terhadap total pendapatan Indofarma akan terus meningkat. Maklum, Indofarma masih terus mengincar negara-negara lain yang bisa menjadi tujuan pemasaran. "Saat ini, kami sedang menjajaki potensi pasar di Myanmar, Filipina, Kamerun, dan Pantai Gading," paparnya.

Sebagai catatan, sejauh ini produk obat buatan Indofarma baru masuk ke Afganistan, Irak, Filipina dan Singapura.

Perkuat distribusi

Selain memperluas daya serap di pasar mancanegara, Indofarma juga terus memperkuat penjualan domestik. Caranya, dengan mengembangkan jaringan distribusi produk-produk Indofarma.

Elfiano bilang, pada semester I tahun ini, perseroan telah menambah dua distributor baru, yaitu PT Sawah Besar dan PT Mensa Bina Sukses. Sebelumnya, perseroan hanya mengandalkan satu distributor, yakni anak usahanya sendiri, PT Indofarma Global Medika (IGM).

Supaya strategi penjualan tepat sasaran, Indofarma sejak 2010 lalu telah merancang program optimalisasi pasar. Maksudnya, penjualan produk tidak hanya dilakukan secara besar-besaran, tetapi disesuaikan dengan kondisi pasar.

Selain itu, supaya margin keuntungan alias laba bersih kian gendut, Indofarma terus mengembangkan mitra strategis khusus untuk memasok bahan baku. "Tujuannya, supaya pabrik bisa mendapat sumber bahan baku lebih murah," jelas Djakfarudin. Dengan efisiensi biaya bahan baku, tentu perusahaan pun bisa menekan Harga Pokok Penjualan (HPP).

Djakfarudin mengklaim, strategi tersebut ampuh mendongkrak kinerja keuangan perusahaan. "Hingga semester I 2012, kami telah menorehkan keuntungan bersih Rp 6,5 miliar," ungkapnya. Torehan itu tentu sebuah prestasi, mengingat pada periode yang sama tahun lalu, Indofarma masih merugi Rp 23,35 miliar.

Pertumbuhan laba bersih itu juga ditopang kenaikan nilai penjualan sebesar 25% pada paruh pertama tahun ini, menjadi Rp 404 miliar.

Adapun, tahun ini Indofarma mengincar penjualan sebesar Rp 1,5 triliun, naik 25% dibanding realisasi tahun lalu yang sebesar Rp 1,2 triliun. Bahkan, dalam lima tahun mendatang atau di 2017 nanti, Indofarma memasang target pendapatan Rp 4,2 triliun, dengan laba bersih sebesar Rp 383 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×