Reporter: Ratih Waseso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki kembali melepas ekspor kopi sebanyak 150 ton Java Preanger Arabica Speciality yang merupakan produksi Koperasi Gunung Luhur Berkah ke Arab Saudi. Nilai ekspor biji kopi tersebut sekitar US$ 1 juta atau setara Rp 14,26 miliar.
Pelepasan ekspor tahap awal mencapai 18 ton (satu kontainer) senilai US$ 148.320 atau setara dengan Rp 2,07 miliar, yang selanjutnya akan dilakukan secara bertahap tiap bulan sebanyak 1 kontainer.
"Ini menjadi bukti bahwa kualitas kopi Indonesia, khususnya yang memiliki Indikasi Geografis (IG) Java Preanger dari Jawa Barat, dapat memenuhi standar kualitas buyer di luar negeri," kata Teten dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Minggu (19/9).
Pelepasan ekspor ini juga menjadi contoh konkret bahwa, jika para petani kopi yang awalnya menanam secara sendiri-sendiri di lahan yang terbatas sempit, dapat dikonsolidasikan baik lahan maupun para petani tersebut ke dalam wadah koperasi, sehingga memiliki skala ekonomi dan dapat memenuhi permintaan buyer.
Menurut Teten, pendekatan seperti ini yang dimaksudkan sebagai upaya strategis, dalam mengembangkan korporatisasi petani melalui koperasi.
"Kita perlu dorong, koperasi berperan sebagai konsolidator sekaligus agregator, yaitu di samping konsolidasi petani dan lahan, koperasi juga menjadi offtaker pertama yang membeli hasil panen, mengolah dan menjalin kemitraan usaha dengan buyer," imbuh Teten.
Baca Juga: Bakal ada Undang-Undang untuk memproteksi komoditas strategis perkebunan
Sebagai koperasi eksportir, Teten berharap ekspor kali ini menjadi momentum bagi gerakan Koperasi Indonesia lainnya, khususnya di provinsi Jawa Barat dan kabupaten Subang, untuk segera bangkit dan menangkap peluang-peluang pasar yang masih terbuka luas untuk produk-produk pangan Tanah Air.
Namun, diakui masih terdapat kendala ekspor koperasi. Dimana terkait ketersediaan serta biaya kontainer yang tinggi, terlebih saat pandemi Covid-19. Hal tersebut kini menjadi perhatian pemerintah. Dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM juga berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan, Bea Cukai dan pihak terkait lainnya.
"Ini sedang sama-sama kami teliti dan dipelajari bagaimana di negara lain juga mengalami kesulitan ekspor terkait kontainer. Apakah nanti akan ada insentif atau seperti apa," jelasnya.
Ketua Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah Miftahudin Shaf menceritakan, pihaknya didukung dari berbagai pihak termasuk Bank Indonesia (BI), bagaimana menjadi agregator kopi di Jabar, sehingga bisa mendapatkan pasokan bahan baku dari Garut.
Selain itu, Kementerian Koperasi dan UKM, juga terus membantu pendampingan dan menghubungkan dengan Agritera yang merupakan NGO internasional.
"Kami juga difasilitasi berbagai sertifikasi untuk ekspor. Sehingga ke depan kami bukan hanya bisa mengekspor bahan mentah kopi saja, saja tetapi juga lahan, sehinhga membuat nilai tambah yang lebih besar. Setelah ini kami rencana prospek ekspor ke Belanda," jelasnya.
Sementara dalam mengembangkan pasar di dalam negeri, Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah juga difasilitasi pameran oleh KemenKopUKM, agar tetap eksis di pasar lokal. Tak lupa digitalisasi koperasi untuk budidaya kopi oleh kementerian juga dilakukan, sehingga kegiatan usahanya memang fokus perkebunan dari hulu ke hilir.
Selanjutnya: Diskon PPnBM 100% diperpanjang hingga akhir tahun 2021, begini penjelasan pemerintah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News