kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.313   10,00   0,06%
  • IDX 7.192   51,54   0,72%
  • KOMPAS100 1.027   0,61   0,06%
  • LQ45 779   -0,14   -0,02%
  • ISSI 237   2,91   1,24%
  • IDX30 402   -0,27   -0,07%
  • IDXHIDIV20 464   1,04   0,22%
  • IDX80 116   0,22   0,19%
  • IDXV30 118   1,12   0,95%
  • IDXQ30 128   -0,16   -0,12%

Indonesia Impor 50 Pesawat Boeing, Garuda Akan Jadi Penerima Terbesar


Rabu, 16 Juli 2025 / 19:46 WIB
Indonesia Impor 50 Pesawat Boeing, Garuda Akan Jadi Penerima Terbesar
ILUSTRASI. Salah satu produk yang akan diimpor Indonesia dari AS usai Presiden Donald Trump mengumumkan tarif resiprokal yaitu Boeing. REUTERS/Regis Duvignau


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu produk yang akan diimpor Indonesia dari Amerika Serikat (AS) usai Presiden Donald Trump mengumumkan tarif resiprokal turun dari 32% menjadi 19% adalah produk pesawat terbang milik AS yaitu Boeing.

"Sebagai bagian dari perjanjian tersebut, Indonesia telah berkomitmen untuk membeli Energi AS senilai US$15 Miliar, Produk Pertanian Amerika senilai US$4,5 Miliar, dan 50 pesawat Boeing, banyak di antaranya adalah 777," tulis Trump pada platform Truth Social miliknya, Selasa (15/07).

Adapun terkait impor pesawat, Presiden Prabowo Subianto dalam keterangannya melalui Sekretariat Kabinet, Rabu (16/07) juga telah menyampaikan potensi pembelian pesawat Boeing dari negara Paman Sam itu.

Prabowo menegaskan komitmen pemerintah untuk memperkuat maskapai nasional Garuda Indonesia dan menilai penguatan Garuda sebagai langkah strategis dan simbol kebanggaan nasional.

Baca Juga: Negosiasi Tarif AS, Prabowo: Indonesia akan Beli Pesawat Boeing untuk Besarkan Garuda

“Ya, memang kita kan perlu untuk membesarkan Garuda. Garuda adalah kebanggaan kita. Garuda adalah flight carrier nasional. Garuda lahir dalam perang kemerdekaan kita. Jadi Garuda harus menjadi lambang Indonesia,” kata Prabowo.

Terkait hal ini, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Bayu Sutanto menyebut keputusan pembelian atau sewa pesawat dari AS akan tergantung pada maskapai masing-masing.

Namun, khusus untuk BUMN sektor penerbangan, yaitu Garuda Indonesia Grup, memiliki potensi untuk menggunakan Boeing lebih besar, jika pemerintah telah memiliki kesepakatan dengan AS.

"Keputusan beli atau sewa pesawat tergantung kepada maskapai masing-masing. Mungkin BUMN, bisa diarahkan pake Boeing, kalo ada komitmen deal dari Pemerintah," ungkap Bayu saat dikonfirmasi, Rabu (16/07).

Hal senada juga diungkap oleh Pengamatan penerbangan Gerry Soejatman. Menurutnya, maskapai-maskapai swasta dalam negeri tidak bisa dipaksakan untuk membeli Boeing dari AS.

"Apalagi kalau rencana mereka (maskapai swasta) juga sudah mengarah (beli) ke Airbus. Kecuali, pemerintah menawarkan bantuan pendanaan pengadaan pesawat Boeing yang menarik bagi maskapai swasta," jelas Gerry.

Ia juga menjelaskan, jika melihat kondisi sekarang, Garuda berada pada posisi kekurangan pesawat, dan kondisi keuangannya sulit untuk penambahan armada.

"Garuda sebenarnya sudah menyatakan butuh sekitar 75 pesawat terdiri dari (Boeing) 737Max dan (Boeing) 787. Untuk 737Max-nya butuh untuk peremajaan armada, ini menggantikan 737-800-nya," ungkapnya.

"Untuk pesawat widebody, mereka lebih memilih 787, namun, itu semua masih tergantung dengan pendanaan yang bisa didapatkan," tambahnya.
 

Baca Juga: Tarif Trump: Indonesia Kena Tarif 19% Hingga Sepakat Beli 50 Jet Boeing

 

Potensi Pendanaan Leasing Pesawat Melalui Danantara


Dengan kondisi keuangan yang sulit, Gerry menyebut terdapat potensi penggunaan dana leasing atau sewa guna usaha yang berasal dari Danantara.

"Kalau dengan capital injection yang besar sebagai penanaman modal, maka kreditur-kreditur Garuda yang ikut dalam PKPU kemarin bisa protes agar hutang mereka dibayar lebih cepat," kata dia.

Di samping itu, meski Trump dengan detail menyebut jumlah pesawat sebanyak 50 dengan tipe mayoritas Boeing 777, Gerry bilang kombinasi beberapa tipe, akan tergantung dengan requirement dari Garuda.

"Dan kembali lagi, itu tergantung dengan, satu, antrean pemesanan. Kedua, financing option baik untuk konstruksi maupun leasing bagi maskapai," ungkapnya. 

Selanjutnya: Pertumbuhan Kredit di Bawah Target, Akankah Penurunan BI Rate Bisa Mengubah Kondisi?

Menarik Dibaca: 5 Aroma Parfum yang Cocok Dipakai Siang Hari, Segarnya Bikin Semangat!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×