Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia Property Watch memotret tren perumahan di wilayah Jakarta, Bogor, Debok, Bekasi (Jabodebek) dan Banten selama periode kuartal ketiga 2021. Indonesia Property Watch mencatat ada pertumbuhan unit terjual dari quarter to quarter (qtq).
CEO dan Founder Indonesia Property Watch Ali Tranghanda mengungkapkan bahwa pada Q3-2021 pasar perumahan Jabodetabek-Banten mengalami pertumbuhan nilai penjualan cukup tinggi, yakni 53,5% (qtq), melanjutkan tren kenaikan yang terjadi sejak akhir 2020. Sedangkan pertumbuhan unit terjual sebesar 12,4% (qtq) menjadi 2.290 unit pada Q3-2021.
"Pertumbuhan ini (unit terjual) lebih rendah dari peningkatan nilai penjualan, yang mengindikasi bahwa harga rata-rata unit terjual lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya," berdasar materi paparan Tren Perumahan Jabodebek-Banten Q3-2021 Indonesia Property Watch yang dikutip Kontan.co.id, Minggu (21/11).
Dari tren harga, rata-rata unit terjual mengalami pertumbuhan 36,6% (qtq) menjadi Rp 1.044.343.878. Berdasarkan wilayah, kenaikan tertinggi harga rumah terjual rata-rata terjadi di Tangerang dan sekitarnya sebesar 66,9% sebagai indikasi lebih banyak rumah terjual di segmen menengah-atas.
Sedangkan penurunan tertinggi harga rumah terjual rata-rata sebesar 19,8% terjadi di Cilegon sebagai indikasi minat pasar bergeser ke segmen menengah.
Baca Juga: Galang pendanaan, BTN akan terbitkan EB-SP dan obligasi tahun depan
Indonesia Property Watch juga mencatat bahwa pertumbuhan penjualan rumah ready stock pada Q3-2021 tumbuh 14% (qtq), melanjutkan tren pertumbuhan yang terjadi sejak program insentif PPN diberlakukan pada 1 Maret 2020. Adapun komposisi penjualan rumah secara indent masih mendominasi sebesar 75,78%, dibandingkan ready stock sebesar 24,22%.
Berdasarkan unit terjual, wilayah Cilegon mengalami pertumbuhan unit tertinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara yang terendah ada di wilayah Serang yang turun 3,6%. "Kenaikan unit rumah di Cilegon ini lebih didominasi oleh segmen menengah-bawah," ujar Ali.
Berdasarkan nilai penjualan, wilayah Cilegon membukukan pertumbuhan nilai penjualan tertinggi dibandingkan triwulan sebelumnya, diikuti wilayah Tangerang dan sekitarnya. Sedangkan yang terendah di wilayah Bekasi.
Indonesia Property Watch melihat ada pergerakan pasar yang terus memperlihatkan pergeseran ke segmen menengah sampai atas. Peningkatan cukup tinggi terjadi di segmen harga lebih dari Rp 1 miliar. Peningkatan juga terjadi di segmen Rp 300 juta - Rp 500 juta. Namun, secara umum terjadi tren penurunan di segmen harga di bawah Rp 300 juta.
Berdasarkan komposisi unit terjual, segmen rumah Rp 500 juta - Rp 1 miliar berada di porsi paling tinggi dengan 29,1%. Disusul segmen rumah di bawah Rp 300 juta sebesar 22,4%. Lalu segmen Rp 300 juta - Rp 500 juta sebanyak 17,9%, segmen di atas Rp 2 miliar dengan porsi 16,4%, dan segmen Rp 1 miliar - Rp 2 miliar sebanyak 14,1%.
Menurut Indonesia Property Watch, tingkat penjualan pada tahun 2020 lebih rendah dibandingkan tahun 2017, saat pasar properti sedang di level bawah. Namun sebaliknya, nilai penjualan tercatat lebih tinggi dibandingkan 2017. Nilai penjualan pun terus mengalami kenaikan lebih tinggi sampai Q3-2021.
Secara umum sampai Q3-2021 pasar perumahan terus terkonsentrasi di segmen menengah-atas. "Meskipun belum memperlihatkan kejenuhan, namun para pelaku pasar jangan lengah. Semakin cepat peningkatan yang terjadi, puncak siklus akan semakin cepat terjadi dan kemungkinan pasar akan kembali ke segmen yang lebih membumi," pungkas Ali.
Selanjutnya: Gencarkan ekspansi, Triniti land (TRIN) gelar right issue
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
