Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Rudiantara bangga ada anak Indonesia yanng mampu meluncurkan teknologi yang bisa menjadi tandingan balon internet Google Project Loon untuk penyaluran akses internet di daerah-daerah terpencil.
“Salah satu insinyur dari universitas terbesar Indonesia sudah saya dukung untuk mengembangkan teknologi yang mirip dengan balon Google,” kata Menteri Rudiantara saat membuka acara ZTE di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Kamis (19/11).
Menurut Rudiantara, balon internet yang dikembangkan Indonesia berbeda dengan balon Google meski manfaatnya sama. “Perbedaannya, Loon itu base transceiver station (BTS) yang mengudara. Sementara yang dikembangkan di Indonesiai adalah balon router yang bisa digunakan untuk WiFi,” jelas pria yang disapa Chief RA itu.
Sang pembuat balon internet berjanji kepada Rudiantara bahwa teknologi itu sudah siap pada kuartal I-2016. “Saya rutin berhubungan lewat pesan singkat dan e-mail. Nanti tunggu saja kapan keluarnya,” ujar dia.
Asal tahu saja, raksasa internet Google akan melakukan uji coba Project Loon di Indonesia pada awal 2016. Proyek ini sempat menimbulkan kontroversi karena dianggap merebut pasar operator lokal.
Namun, Rudiantara menetapkan tiga syarat kepada Google mengenai Project Loon. Pertama, Kominfo tidak akan memberikan lisensi operator kepada Google. Kedua, bila ingin meneruskan proyek tersebut, Google harus bekerja sama dengan operator lokal.
Ketiga, Google tidak bisa mendapatkan pelanggan internet sendiri karena pelanggan tetap dipegang para operator.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News