kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   9.000   0,60%
  • USD/IDR 15.875   60,00   0,38%
  • IDX 7.200   -45,73   -0,63%
  • KOMPAS100 1.102   -8,07   -0,73%
  • LQ45 873   -6,30   -0,72%
  • ISSI 220   -2,35   -1,06%
  • IDX30 448   -4,16   -0,92%
  • IDXHIDIV20 539   -6,56   -1,20%
  • IDX80 126   -0,89   -0,70%
  • IDXV30 132   -4,54   -3,33%
  • IDXQ30 148   -1,52   -1,02%

Industri hulu migas topang pertumbuhan ekonomi, MedcoEnergi terus tingkatkan produksi


Senin, 29 November 2021 / 08:23 WIB
Industri hulu migas topang pertumbuhan ekonomi, MedcoEnergi terus tingkatkan produksi
ILUSTRASI. Medco Energi Internasional (MedcoEnergi)


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Industri hulu minyak dan gas bumi (migas) bakal terus menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional dengan menciptakan multiplier effect (efek berganda) sekaligus kontributor Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 

Sebagai sektor yang menumbuhkan efek berganda, investasi hulu migas terus konsisten.  Berikut nilai investasi hulu migas:

Tahun Investasi Hulu Migas
2017 US$ 10,3 miliar
2018 US$ 10,9 miliar
2019 US$ 11,7 miliar
2020 US$ 10,5 miliar
2021 US$ 7,65 miliar (Hingga Kuartal III)

Sedangkan sebagai kontributor APBN, industri migas sudah memberikan pemasukan ke negara yang luar biasa. Data Kementerian ESDM menyebutkan penerimaan negara subsektor migas terutama Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sumber Daya Alam (SDA) mencapai Rp 62,03 triliun atau sebesar 82,72% dari target US$ 74,99 triliun. 

Ini disebabkan adanya kenaikan nilai ICP atau membaiknya harga minyak dunia. Sementara itu PNBP Fungsional telah mencapai Rp 107,91 miliar, di atas target Rp 91,15 miiliar dan PPh Migas sebesar Rp 19,86 triliun.

Penerimaan yang cukup menggembirakan itu lantaran kinerja kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang memang ciamik. Lihat saja di kuartal III-2021, SKK Migas mencatat lifting migas hingga kuartal III 2021 mencapai 1.640 barel oil equivalent per day (BOEPD) atau sebesar 96% dari target APBN.

Untuk minyak, terdapat 7 (tujuh) Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang mencapai di atas 100% target lifting. Adapun untuk gas terdapat 9 (sembilan) KKKS yang berhasil mencapai lifting (salur) gas di atas 100%.

KKKS yang berhasil melampaui target untuk minyak adalah Pertamina Hulu Mahakam (PHM) sebesar 25.119 barel minyak per hari (BOPD) atau 114,5%. 

Lalu ada Medco E&P Natuna sebesar 14.509 BOPD atau 138,2%, Pertamina Hulu Sanga-Sanga sebesar 12.129 BOPD atau 101,9%, ConocoPhilips (Grissik) LTD sebesar 7.014 BOPD atau 104,8%, JOB Pertamina – Medco Tomori Sulawesi LTD sebesar 6.730 BOPD atau 103,9% dan Husky-CNOOC Madura LTD sebesar 6.564 BOPD atau 109,4%. 

Untuk gas KKKS yang capaian lifting melebihi target APBN antara lain ConocoPhilips (Grissik) LTD sebesar 831 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 106,5%, PHM sebesar 489 MMSCFD atau 119,2%, ENI Muara Bakau BV sebesar 325 MMSCFD atau 111,7%, JOB Pertamina – Medco Tomori Sulawesi LTD sebesar 283 MMSCFD atau 101,7%.

Kemudian ada Premier Oil Indonesia sebesar 197 MMSCFD atau 109,2%, Medco E&P Natuna sebesar 133 MMSCFD atau 111,2%, Husky-CNOOC Madura LTD sebesar 100 MMSCFD atau 100,3% dan Pertamina Hulu Energi ONWJ LTD sebesar 68 MMSCFD atau 109,5%.

Melihat data itu bisa tergambar bahwa KKKS sangat semangat mengejar produksi demi memenuhi kebutuhan energi di Indonesia. Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto menjelaskan, kebutuhan minyak diestimasikan meningkat dari semula 82,8 ton setara minyak bumi atawa Million tonnes of oil equivalent (MTOE) pada 2020 menjadi 112,9 MTOE di tahun 2030.

Kemudian kembali naik menjadi 242,9 MTOE di tahun 2050. Sementara itu, volume kebutuhan gas diproyeksikan meningkat dari semula 61 MTOE di tahun 2020 menjadi 109,1 MTOE di tahun 2030 dan 197,7 MTOE di tahun 2050.

Kata Dwi, dengan melihat data tersebut maka target produksi 1 juta bopd minyak dan 12.000 MMSCFD menjadi penting dalam memenuhi kebutuhan energi nasional. “Kita membutuhkan energi besar, kita akan kejar,” ujar Dwi pada acara MedcoEnergi Temu Media Nasional, Rabu (10/11).

Tak ayal, untuk mengejar target produksi di 2030 itu maka SKK telah menyusun 4 strategi. Pertama, optimalisasi produksi lapangan eksisting, kedua, transformasi sumberdaya kontijen ke produksi, ketiga, mempercepat chemical EOW, dan keempat, eksplorasi untuk penemuan besar. 

“Dari 128 cekungan (migas), baru 20 cekungan yang berproduksi, jadi potensinya mestinya masih cukup besar ke depan,” ujar Dwi.

Target produksi migas nasional ini melengkapi 2 target pemerintah lainnya, yaitu meningkatkan multiplier effect industri hulu migas terhadap sektor lainnya agar memperkuat kapasitas nasional yang berdaya, serta penciptaan keberlanjutan lingkungan. 

"Upaya ini untuk meningkatkan peran strategis industri hulu migas bagi perekonomian nasional, mengingat kebutuhan migas masih akan terus meningkat dimasa mendatang," terang Dwi.

Target dari SKK Migas itu menjadi pacuan bagi MedcoEnergi. Dari KKKS yang berkinerja baik itu MedcoEnergi menjadi perusahaan yang konsisten mencapai lifting baik minyak maupun gas. Ini karena MedcoEnergi masih menjadikan sektor hulu migas menjadi penglima dalam bisnisnya. 

Perusahaan tersebut mengalokasikan US$ $150 juta untuk belanja modal 2021, dari total belanja modal sebesar US$ $215 juta pada tahun ini. 

Direktur Utama PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) Hilmi Panigoro mengatakan, dengan harga komoditas yang terus membaik dan permintaan gas domestik yang mulai pulih, setelah seiring menggeliatnya aktivitas perekonomian setelah wabah Covid-19 mulai dapat tertangani  imbas lockdown, MedcoEnergi terus memenuhi rencana dan komitmennya untuk kepentingan stakeholder. 

Kata Hilmi, ini merupakan upaya perusahaan mendukung pencapaian target Pemerintah untuk meningkatkan produksi minyak dan gas nasional, yaitu target produksi minyak 1 juta BOPD dan gas 12 BSCFD pada 2030 dari SKK Migas. 

“Seiring kebijakan Pemerintah untuk transisi energi, MedcoEnergi berkomitmen untuk mengurangi dampak operasi terhadap lingkungan dalam mencapai Net Zero untuk Emisi Scope 1 dan Scope 2 pada 2050 dan Scope 3 pada 2060. MedcoEnergi juga akan terus fokus pada pengembangan masyarakat untuk masa depan Indonesia yang lebih baik," ungkap Hilmi, Rabu (10/11).

Kata Hilmi, untuk melanjutkan berbagai keberhasilan MedcoEnergi, perusahaan juga membutuhkan kerja sama yang semakin baik dan intens dari rekan jurnalis media nasional terutama dari sisi pemberitaan yang akurat dan berimbang sehingga bisa saling memberikan kontribusi yang lebih bermanfaat.

Kebut Produksi

Dalam 2 tahun terakhir ini Medco sudah melakukan berbagai usaha-usaha baru baik eksplorasi maupun eksploitasi yang akan membuahkan hasil berupa 4 proyek yang akan on stream di tahun depan dan tahun berikutnya.

Gas Hiu Field merupakan proyek migas MEDC dengan estimasi on stream paling cepat di antara keempat proyek migas yang tengah MEDC kawal. Harapan perusahaan, proyek gas dengan proyeksi produksi gas baru sebanyak 43 juta standar kubik per hari ini diharapkan bisa on stream pada kuartal II tahun depan.

Menyusul, Proyek Belida Extension diharapkan bisa on stream pada kuartal IV tahun 2022. Proyek gas ini diproyeksi mampu menghasilkan gas sebanyak 34 juta kaki kubik per hari.  

Berikutnya, Gas Bronang Field diharapkan bisa on stream pada kuartal IV tahun 2023 mendatang. Proyek gas ini diperkirakan dapat memberi tambahan produksi gas sebanyak 50 juta standar kaki kubik per hari. 

Sama seperti Gas Bronang Field, proyek Minyak Forel Field juga diharapkan bisa on stream di kuartal IV 2023 mendatang. Proyek minyak ini diharapkan bisa memberi tambahan produksi minyak sebanyak 10.000 barel per hari. 

“Khusus untuk Forel perlu saya sampaikan, sebelumnya ini adalah lapangan marjinal, tapi dengan kerja sama yang baik antara SKK, kementerian, dan kami, kami berhasil melakukan breakthrough di dalam memperbaiki contract terms, sehingga lapangan marjinal seperti ini bisa diproduksikan,” ujar Hilmi.

saat ini kapasitas produksi migas MEDC mencapai di atas 100.000 barel setara minyak alias barrel oil equivalent per day (boepd). Pada paruh pertama tahun ini, realisasi produksi migas MEDC berjumlah 94.000 boepd. Pada sepanjang tahun 2021 ini, MEDC membidik target produksi migas sebanyak 95.000 boepd. Hilmi menegaskan, MEDC akan berupaya menjaga biaya agar kompetitif dengan target di bawah US$  10 per boepd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×