kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri makanan targetkan tumbuh 8,5%


Rabu, 08 Februari 2017 / 06:10 WIB
Industri makanan targetkan tumbuh 8,5%


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sektor industri makanan dan minuman masih menjadi industri andalan pemerintah. Sampai kuartal ketiga 2016, sektor industri makanan dan minuman tumbuh 9,82%. Angka tersebut berada di atas rata-rata pertumbuhan industri nasional.

Adapun tahun ini, Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) memproyeksikan, pertumbuhan bisnis industri makanan dan minuman mencapai 8,5%. "Kami yakin minimal bisa tumbuh 8,5%," kata Adhi S Lukman, Ketua Umum Gapmmi, usai Breakfast Meeting dengan Menteri Perindustrian, Selasa (7/2).

Tak hanya menyasar pasar domestik, Adhi bilang, pelaku industri makanan dan minuman sudah berekspansi ke pasar yang baru, termasuk pasar Asean yang sudah digarap. Di kawasan tersebut, ekspor tak hanya dilakukan lewat pengiriman produk jadi dalam kemasan, melainkan ekspansi dalam bentuk bisnis kuliner.

Panggah Susanto, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, menjelaskan, pertumbuhan industri makanan dan minuman terjadi karena tiga hal. Pertama, kenaikan pendapatan masyarakat. Kedua, tumbuhnya populasi kelas menengah di Indonesia.

"Ketiga, adanya kecenderungan pola konsumsi masyarakat yang mengarah ke konsumsi produk-produk pangan olahan ready to eat alias instan," kata Panggah. Selain tumbuh di atas rata-rata industri nasional, sektor industri makanan dan minuman juga berandil besar ke produk domestik bruto (PDB) industri non migas.

Sebab, subsektor industri makanan dan minuman berperan paling terbesar terhadap PDB dengan kontribusi 33,6% di kuartal III- 2016. Tak hanya di pasar domestik, ekspor makanan dan minuman tahun 2016 terbilang besar, dengan nilai US$ 19 miliar.

Karena kinerja positif, sektor industri makanan dan minuman menjadi idaman investasi pengusaha pada tahun ini. Sampai kuartal III-2016, nilai investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sektor makanan dan minuman mencapai Rp 24 triliun, sedangkan Penanaman Modal Asing atau PMA mencapai sekitar US$ 1,6 miliar.

Menteri Perindustrian,Airlangga Hartarto menilai, kelebihan industri makanan dan minuman di Indonesia adalah, struktur industrinya yang berkembang, dari industri besar sampai industri kecil.

"Tak ada pelaku yang mendominasi. Selain itu supply chain-nya tidak terganggu, baik itu bahan baku, produksi, sampai ke konsumen," tambah Airlangga.

Agar pertumbuhan industri makanan dan minuman semakin kuat, Airlangga meminta para pengusaha sektor ini memperkuat sumber daya manusia (SDM).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×